Awan kelabu sungguh sedang menyelimuti Manchester United. Setan Merah itu tengah menjadi sorotan. Sasaran umpatan muncul dari mana-mana. Hujatan itu akan kian menjadi-jadi dan baru sedikit berkurang ketika mereka bisa bangkit lagi, Sabtu (23/4/2022) akhir pekan ini saat menghadapi tim yang tak lebih lemah dari mereka, Arsenal.
Kekalahan telak empat gol tanpa balas di Stadion Anfield, Rabu (20/4/2022) dini hari WIB membuat wajah para penggemar merah padam. Tim ini pun banjir kritik.
Mantan pemain timnas Inggris, Gary Lineker menyebut performa United tak menyenangkan untuk ditonton dan dihancurkan secara mutlak oleh Liverpool.
"Itu adalah malam yang serius," begitu celoteh mantan bek United Gary Neville yang menyayangkan mantan timnya kini tengah berada di titik terendah.
Eks kapten Manchester United, Roy Keane lebih pedas lagi. Melansir bbc.com, dia berkata, "Sekarang bukan kemarahan, itu kesedihan. Ini bukan klub tempat saya bermain. Ini kapur dan keju."
Tidak hanya pihak luar, pelatih United, Ralf Rangnick pun seperti malu pada tim sendiri. Ada tiga kata yang ia pakai untuk menggambarkan tingkatan kekecewaannya hingga tahap paling dalam. "It's embarrassing, it's disappointing, maybe even humiliating."
45 Menit Menentukan
Apa yang membuat United sampai harus dipermalukan seperti ini? Di satu sisi Rangncik mengakui kualitas lawan.
Manajer sementara asal Jerman itu menyebut timnya seperti ketinggalan enam tahun di belakang "musuh lama" itu. Liverpool seperti mobil Formula 1 yang melaju begitu kencang, sementara mereka harus terengah-engah mengejarnya.
Ya, statistik jelas menunjukkan itu. Betapa dominannya Liverpool dengan 72 persen penguasaan bola, berbanding 28 persen milik United.Â