Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Strategi Manchester United di Kandang Everton dan Kesempatan Pemain Mencari Muka pada Erik ten Hag

9 April 2022   00:33 Diperbarui: 9 April 2022   15:59 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erik ten Hag: manchestereveningnews.com

Pertandingan menghadapi Everton pada Sabtu, 9 April 2022 petang WIB menjadi kesempatan bagi Manchester United untuk memperbaiki banyak hal. Agenda pekan ke-32 di Goodison Park itu bisa diisi para pemain Setan Merah untuk sejumlah kepentingan.

Manchester United menghadapi laga ini dengan modal imbang 1-1 menghadapi Leicester City. Hasil seri di pekan sebelumnya itu sungguh membuat sang manajer sementara, Ralf Rangnick murka.

Hanya mendapat satu poin, dari harapan tiga poin agar terus memberi tekanan pada Arsenal dan Tottenham Hotspur di zona Liga Champions tak terpenuhi.

Hasil kurang memuaskan itu diraih dari performa yang juga tak memuaskan. Rangnick menyoroti kebugaran para pemain United. Selama ini kita hampir selalu mendengar pernyataan positif dari pelatih asal Jerman itu entah positif atau negatif hasil akhirnya. Ia masih memiliki alasan untuk membela timnya.

Namun, usai laga itu, Rangnick seperti kehabisan kesabaran. Ia tak bisa membohongi publik yang juga jeli memperhatikan sepak terjang tim yang dibangunnya.


Ia mengatakan skuat United rapuh. Fisik payah. Mungkin dalam hati kecilnya ia sebenarnya ingin menyebut hal yang sama untuk mental para pemainnya.

"Ini seperti apa adanya dan sulit untuk diubah. Saya tidak berpikir itu ada hubungannya dengan pola pikir, ini berkaitan dengan DNA para pemain."

Begitu komentar pedas Rangnick melansir Manchestereveningnews.com. Rangnick menilai fisik adalah modal paling dasar seorang pemain. Bila fondasi itu tak ada maka bagaimana bisa membicarakan hal-hal teknis lainnya.

Dengan kata lain, bila fisik payah maka dengan sendirinya akan merusak bangunan seorang pemain. Tak peduli seberapa hebat kemampuannya mengolah bola, bila fisiknya rapuh maka akan merusak segalanya.

Dengan demikian, pertandingan tandang kali ini menjadi kesempatan bagi para pemain United untuk membuktikan bahwa kritik sang manajer tidaklah tepat. Menghadapi Everton adalah momentum untuk kembali mengambil hati sang pelatih.

Memikat Ten Hag

Usia Rangnick di kursi pelatih United tidak akan lama. Erik ten Hag sedang dalam perjalanan ke Old Trafford. Dalam hitungan hari, pria asal Belanda itu akan diumumkan secara resmi sebagai pelatih anyar United, sambil meninggalkan banyak sesal di kubu Ajax Amsterdam dan pihak-pihak yang tak mengharapkan perpisahan itu.

Bila tidak ingin kehilangan posisi seperti Rangnick, maka tidak ada cara lain bagi para pemain untuk membuktikan diri layak dipercaya.

Hanya sembilan kemenangan dalam 21 pertandingan di era Rangnick menunjukkan bahwa hasil tersebut tak semata-mata menjadi catatan buruk sang pelatih. Para pemain pun ikut bertanggung jawab.

Ten Hag akan datang tidak hanya membawa asisten-asistennya yang tegas, tetapi juga mimpi-mimpinya. Kehadirannya, sebagaimana diharapkan pihak manajemen, adalah mengembalikan keseimbangan tim agar bisa berada di jalur positif.

Masih tersisa delapan pertandingan di musim ini. Waktu yang cukup singkat untuk berbenah. Finis empat besar di akhir musim masih menjadi tanda tanya besar. Arsenal dan Spurs tak ingin tiket terakhir ke Liga Champions lepas.

Belum lagi West Ham dan Wolverhampton Wanderers yang juga bersemangat agar bisa mendapat tiket ke kompetisi kasta teratas dan tidak sekadar lolos ke pentas Eropa di ajang kelas dua bernama Liga Europa.

Namun, delapan pekan tersisa adalah cukup panjang untuk menentukan nasib para pemain. Harry Maguire dan kawan-kawan tidak punya opsi lain bila ingin dipercaya baik di laga-laga krusial maupun di musim berikutnya, selain mengambil hati sang pelatih baru. Caranya tidak dengan mencari muka di luar lapangan, tetapi di arena pertandingan.

Sebenarnya, upaya mencari muka dengan calon pelatih baru tidaklah sulit. Everton bukan tim yang sedang berada dalam performa terbaik. The Toffees justru sedang terpuruk, menempati posisi ke-17 atau satu tingkat di atas zona degradasi.

Dengan poin 25 dari 29 pertandingan, Everton hanya berjarak satu angka dari Burnley di zona merah. Kekalahan di laga ini bisa berarti petaka.

Frank Lampard yang menjadi harapan baru para fan Everton belum juga menemukan formula terbaik. Lampard sesungguhnya belum melihat timnya berkembang sesuai harapan walau dalam dua laga sebelumnya saat ditaklukkan West Ham dan Burnley ia coba menghibur timnya dari sisi semangat bertanding.

Dengan demikian, Goodison Park di akhir pekan ini akan memanas. Suhu yang meninggi dipicu oleh harapan publik tuan rumah agar bisa memetik poin di satu sisi dan upaya tim tamu yang tidak ingin kembali mendapat hina dari sang pelatih dan kehilangan simpati dari calon juru taktik baru.

Strategi United

Dari pihak United beberapa titik lemah Everton seharusnya bisa disasar. Bermain di kandang sendiri tak menjamin bakal menutup sejumlah kekurangan yang terlihat jelas belakangan ini. Upaya Everton saat ini hanyalah demi terhindar dari degradasi.

Pertama, mental dan fisik para pemain Everton rapuh. Saat bertandang ke Turf Moor tengah pekan lalu, Everton terlihat ringkih setelah keluar dari ruang ganti. Bukannya mendapat tambahan energi setelah rehat, tim tersebut justru menunjukkan performa negatif.

Tekanan Burnley dan upaya-upayanya dari bola mati sungguh merepotkan Everton. Pelatih Burnley, Sean Dyche bahkan melontarkan sindiran yang membuat kuping Everton merah padam. Ia mengatakan bahwa Everton seperti "tidak tahu bagaimana cara menang" kepada para pemainnya.

Kedua, walau penampilan tim kesayangannya memprihatinkan, penggemar Everton tentu akan coba ikut melawan United dengan tekanan dari luar lapangan. United tentu tak boleh termakan suasana panas yang sengaja diciptakan kubu lawan.

Cara untuk membungkam tuan rumah adalah langsung mengendalikan laga sejak awal. Unite perlu langsung menekan. Mencetak gol lebih cepat akan memberi nilai lebih. Dengan cara itu, United akan membuat penggemar tuan rumah berbalik arah menantang timnya sendiri.

Bayang-bayang degradasi yang mulai terlihat membuat para penggemar Everton akan memberi tekanan pada timnya agar jangan sampai mimpi buruk itu terjadi. Patut dicatat, degradasi adalah kata yang belum ada dalam kamus sejarah klub tersebut!

Ketiga, memaksimalkan Bruno Fernandes dan Cristiano Ronaldo. Duo Portugal itu memimpin jumlah kontribusi gol bagi United di bawah asuhan Rangnick. Masing-masing sudah mencetak tujuh gol, disusul Fred dengan enam gol.

Para pemain ini menjadi senjata untuk mengancam armada Lampard yang berusaha mengandalkan Anthony Gordon, pemain muda kelahiran Liverpool yang baru naik kelas ke tim utama musim ini, tetapi sudah mampu mencuri perhatian.

Gordon sudah mendapat tempat tersendiri di hati para penggemar. Pemain 21 tahun ini pun sukses membuat Lampard jatuh hati.

Bila tidak ingin Gordon "melukai" maka Setan Merah harus lebih sigap mengantisipasi. Gordon yang tak kenal lelah di lini tengah akan menjadi pesaing bagi Bruno. Bila Bruno bisa meredam Gordon maka kendali akan sepenuhnya di tangan United.

Sebaliknya, bila Gordon dan kawan-kawannya justru mampu menemukan trik untuk balik menerkam maka United dan para pemainnya akan mendapat kesialan berganda. Mereka akan dikutuk dengan lebih kejam oleh Rangnick dan masa depan mereka bersama Ten Hag kian terancam.

Kekalahan dari Everton akan menandai musim paling menyedihkan bagi United.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun