Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Melawan Diri Sendiri dan 5 Alasan Anthony Ginting Calon Kuat Juara Korea Open 2022

5 April 2022   05:10 Diperbarui: 5 April 2022   09:54 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anthony Ginting usai mengunci medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020.| ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN via Kompas.com

Kalender BWF World Tour 2022 terus bergulir. Setelah menuntaskan Orleans Masters Super 100, perjalanan para pebulu tangkis berlanjut ke Sucheon, tempat Palma Indoor Stadium terletak untuk menghelat Korea Open Super 500, sejak 5-10 April 2022.

Dibanding turnamen sebelumnya, level Korea Open tentu lebih tinggi. Bonus dan poin pun lebih menggiurkan. Tak heran para pebulutangkis terbaik ambil bagian.

Indonesia menurunkan 10 wakil terbaik, berbeda dengan Orleans Masters yang memberi tempat kepada para pemain muda dan pemain pelapis.

Barisan ganda putra terbaik dikirim. Kecuali Marcus Gideon/Kevin Sanjaya lantaran pemain yang disebutkan pertama harus naik meja operasi, semua amunisi dikerahkan. 

Mereka adalah Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, dan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana.


Di ganda campuran ada Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas dan Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandoso.

Kekuatan terbaik juga di sektor tunggal putra. Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan Shesar Hiren Rhustavito sebagai tunggal putra Indonesia dengan ranking terbaik saat ini.

Sayangnya, Indonesia tidak memiliki wakil di sektor ganda putri dan tunggal putri. Ada berbagai alasan yang melatari di antaranya cedera, kebugaran, pemulihan kesehatan, dan pertimbangan teknis lainnya.

Dari komposisi pemain yang dikirim, skuat Indonesia jelas sangat diperhitungkan. Dari barisan tersebut ada sejumlah pemain yang sudah merasakan gelar di tahun ini seperti Bagas/Fikri yang menjadi jawara All England, Fajar/Rian dan Jojo yang berjaya di Swiss Open, dua pekan lalu.

Lantas, bagaimana peluang kontingen Indonesia kali ini? Apakah akan meraih lebih banyak gelar?

Sektor ganda putra jelas berpeluang besar. Tren positif ditunjukan sejak awal tahun. Mereka mendominasi setiap turnamen.

Dengan tanpa mengurangi peluang sektor lain, begitu juga menegaskan kans nomor ganda putra, saya coba menyoroti sektor tunggal putra. Tiga pemain terbaik dikirim, salah satunya Anthony Ginting.

Hemat saya, pemain kelahiran Cimahi, 25 tahun silam memiliki peluang besar untuk naik podium tertinggi. Ada sejumlah alasan yang mendasari prediksi ini.

1. Unggulan pertama

Di turnamen yang menyediakan total hadiah 360 ribu USD, Ginting dijagokan di tempat teratas. Ginting menjadi pemain tunggal putra dengan ranking tertinggi yang ambil bagian kali ini.

Ginting yang berperingkat lima dunia memuncaki daftar unggulan setelah para pemain seperti Viktor Axelsen, Kento Momota, Anders Antonsen, maupun Chou Tien Chen, tak ambil bagian.

Di belakang Ginting ada Jojo yang menempati unggulan ketiga. Lee Zii Jia yang menjadi unggulan ketiga memutuskan absen sehingga praktis Jojo menjadi pemain paling diunggulkan setelah Ginting.

Selain jagoan tunggal putra asal Malaysia, juara dunia asal Singapura, Loh Kean Yew yang menempati unggulan kelima juga menarik diri.

Gelombang pengunduran diri sekiranya membawa berkah bagi Ginting dan kawan-kawan. Tanpa para unggulan di atas membuat peluang Ginting di turnamen ini terbuka lebar. Jojo, Kidambi Srikanth, Lakshya Sen, Rasmus Gemke, dan Kunlavut Vitidsarn akan menjadi pesaing terberat Ginting untuk merebut gelar juara.

Bagan perjalanan Ginting di Korea Open 2022: tournamentsoftware.com
Bagan perjalanan Ginting di Korea Open 2022: tournamentsoftware.com

2. Faktor Jojo

Sudah banyak bukti status unggulan tak menggaransi kemenangan, apalagi gelar juara. Kejutan selalu terjadi. Namun, ada faktor lain yang membuat Ginting pantas dijagokan kali ini.

Selain status unggulan pertama, Ginting juga termotivasi oleh faktor-faktor non-teknis. Kritikan publik dan para pengamat yang menyoroti sepak terjang tunggal putra belakangan ini menjadi pemacu bagi Ginting untuk menjawabnya dengan prestasi.

Jojo yang mendapat kritikan paling pedas dari legenda hidup badminton Indonesia, Rudy Hartono sudah menjawabnya dengan gelar Swiss Open 2022. Jojo membuktikan bahwa kritikan tak selamanya pil pahit yang mematikan, tetapi bisa menjadi vitamin yang memompa semangat.

Begitu juga Ginting. Belum juga meraih gelar di tahun ini, bahkan sejak merebut medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020, membuat Ginting kian terpacu. Apalagi kompatriotnya, rekan sepelatnas sudah "pecah telur" gelar tahun ini. Bila Jojo bisa, maka Ginting pun mampu.

Jonatan Christie di podium juara Swiss Open 2022: Twitter @INABadminton/PBSI 
Jonatan Christie di podium juara Swiss Open 2022: Twitter @INABadminton/PBSI 

3. Undian menguntungkan

Ginting menempati pool atas dalam bagan undian. Ia berada di jalur berbeda dengan Jojo hingga babak semifinal.

Di pertandingan pertama, Ginting akan menghadapi Lucas Claerbout dari Prancis. Di atas kertas, Ginting bukan tandingan bagi Lucas yang kini berada di peringkat 67 BWF.

Kedua pemain sudah sekali bertemu. Hanya saja, pertemuan itu terjadi beberapa tahun silam di babak kualifikasi French Open 2016. Kala itu, Ginting menang straight set, 21-16 dan 21-19.

Bila mampu melewati hadangan pertama, maka langkah Ginting bakal mudah di laga kedua. Ia akan menghadapi pemenang dari dua pemain non unggulan yakni Kim Bruun versus Victor Svendsen dari Denmark.

Ginting baru mendapat tantangan di babak perempat final. Lakshya Sen yang sedang dalam performa positif berpeluang menantang Ginting. Itu pun bila unggulan keenam dari India itu bisa melewati hadangan Choi Ji Hoon dari Korea di pertandingan pertama, serta pemenang antara Shesar Vito kontra Sitthikom Thammasin.

Ginting memang memiliki kenangan buruk saat berhadapan dengan Lakshya. Pertemuan terkini di German Open pada awal Maret lalu, Ginting menyerah dua gim, 7-21 dan 9-21.

Tentu kekalahan itu memberi Ginting pelajaran berharga. Ginting bakal mempersiapkan diri lebih baik dan berusaha mengatasi kesalahan sendiri semaksimal mungkin.

Lawan Ginting di semifinal justru lebih mudah. Tidak ada pemain dari daftar unggulan yang bakal menjadi lawannya untuk merebut tiket final. Bila Ginting ingin berbicara banyak di turnamen ini maka, melewati hadangan Lakshya adalah tugas terberat.

Pertemuan sengit baru akan tersaji di partai pamungkas. Kita tentu berharap dari pool bawah, Jojo bisa mempertahankan ritme positif setelah menjadi juara di Swiss. Kidambi dan Kunlavut bakal menguji Jojo sebelum menciptakan final idaman, khususnya bagi penggemar di tanah air.

4. Persiapan matang

Ginting dan Jojo melakukan persiapan serius sebelum terbang ke Korea. Pelatih tunggal putra PBSI, Irwansyah mengakui anak didiknya sudah bersiap matang.

"Persiapan Jojo (Jonatan Christie), Ginting (Anthony Sinisuka Ginting), dan Vito (Shesar Hiren Rhustavito) sudah bagus. Kita terus jaga fokusnya dan juga fisiknya agar tetap stabil," beber Irwansyah melansir siaran pers Humas PBSI.

Selain teknik, kondisi fisik para pemain Indonesia juga terpantau prima. Persiapan matang, fisik yang bugar, sekiranya bisa berpelukan dengan fokus dan konsentrasi untuk menampilkan performa maksimal.

Patut diakui, bila dalam keadaan prima, Ginting sangat mematikan dan lajutnya sukar dihentikan.

5. Mengalahkan diri sendiri

Daftar unggulan dan peta jalan sungguh memberikan Ginting peluang besar. Satu-satunya tantangan yang paling berat bagi Ginting adalah diri sendiri. Performa Ginting memang bak roller-coaster.

Inkonsistensi masih menjadi kendala. Bila sedang dalam performa bagus, Ginting sulit dibendung, termasuk oleh para pemain yang lebih diunggulkan sekalipun.

Namun, pemain yang memiliki smes yang tajam, kecepatan yang memukau, dan pukulan yang ciamik, kerap melakukan kesalahan sendiri. Ini menjadi momok utama bagi Ginting.

Rudy Hartono, pemenang delapan gelar All England dengan enam di antaranya secara beruntun itu mengakui kualitas Ginting. Hanya saja, Rudy memberi catatan.

"Ginting punya modal kecepatan, tapi dia tak punya daya tahan yg memadai."

Kritik Rudy itu seperti mewakili kendala yang selama ini masih membayangi Ginting untuk meraih gelar demi gelar. Agar bisa mengukir prestasi, Ginting sebenarnya hanya perlu mengalahkan diri sendiri.

Bila ini terjadi, maka kesempatan Ginting menjuarai Korea Open seperti pernah diukirnya 2017 silam bakal terwujud. 

Semoga!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun