Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Vita Brevis, Dignitas Longa (Mengenang Daniel Dhakidae dan Umbu Landu Paranggi)

6 April 2021   17:42 Diperbarui: 7 April 2021   08:19 1409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi meninggal dunia. (Image by Rob van der Meijden/Pixabay)

Pagi ini, Selasa (6/4/2021), di tengah kesibukan mendapatkan kabar terbaru dari sanak kerabat di NTT, ruang sosial media dan berbagi pesan singkat diinterupsi oleh kabar duka berganda. 

Saat perhatian masyarakat NTT diaspora tengah tercurah pada musibah bencana alam di kampung halamannya, kepergian dua tokoh NTT semakin mempertebal kesedihan.

Mula-mula datang dari Bali. Umbu Wulang Landu Paranggi, tutup usia di RS Bali Mandara, Sanur pukul 03.55 WITA.  Salah satu penyair besar di negeri ini lahir di Kananggar, Waikabubak, Sumba Barat. Belum sempat merayakan ulang tahun ke-78 pada 10 Agustus nanti, ia pergi.

Kepergian Presiden Penyair Malioboro itu sontak mengundang keriuhan di jejaring sosial media. Tak butuh waktu lama, tagar #UmbuLanduParanggi, #PresidenMalioboro, hingga #MaiyahBerduka menjadi topik tren menyusul ribuan kicauan duka di jagad maya itu.

Walau namanya tak sempat mengemuka di daftar tren di twitter, kepergian Daniel Dhakidae tak lama berselang, mengundang simpati luas. Lahir di Toto-Wolowae, Nagekeo, 22 Agustus 1945, Daniel Dhakidae meninggal di Rumah Sakit Metropolitan Medical Center (MMC), Jakarta Selatan, pukul 07.24 WIB.

Seperti Umbu Paranggi yang mengejutkan banyak orang, demikian juga Daniel. Seperti Umbu yang membangkitkan ingatan dan kenangan publik, begitu pula Daniel.

Tidak terhitung berapa banyak orang yang berkabung atas kepergian dua orang itu. Tidak hanya sanak saudara yang bertalian darah, orang-orang dari beragam latar belakang pun ikut bersedih. Jelas, kedua orang itu, sudah memberi arti bagi banyak orang. Dengan cara masing-masing, mereka membuat tidak sedikit orang merasa kehilangan.

Rujukan jurnalistik dan politik

Umbu dan Daniel sama-sama lahir di NTT. Dari rahim berbeda mereka hadir, atas cara tertentu mereka dibesarkan. 

Selanjutnya, berkelana ke tujuan berbeda. Kemudian panggilan mereka itu mengerucut pada apa yang kita kenal sekarang. Umbu sebagai penyair. Sementara Daniel berpredikat ahli politik dan media, dengan horizon wawasan yang luas, termasuk menguasai sejumlah bahasa asing, Latin tak terkecuali. Harum nama keduanya semerbak ke mana-mana, baik di dalam maupun di mancanegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun