Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Terkena Demam Korea, Berkah atau Kutuk?

8 Januari 2021   19:23 Diperbarui: 8 Januari 2021   19:31 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret para penggemar K-pop/idntimes.com

Kita bisa membahas panjang lebar perkembangan masing-masing tayangan dan prediksi kelanjutannya. Kita bisa derdebat berjam-jam atau berhari-hari tentang karakter para tokoh. Bahkan tidak sedikit perdebatan itu sampai meluas di dunia maya.  Apalagi menyangkut pemeran favorit atau artis yang disukai. Hampir seperti sepak bola, masing-masing memiliki penggemar garis keras yang siap bereaksi saat idolanya diusik.

Pengaruh dunia hiburan Korea itu sungguh terasa pada aspek emosional. Ada yang tampak ceria dan berbunga-bunga setelah menonton tayangan tertentu. Ada pula yang temewek-mewek dan berurai air mata usai menandaskan suatu episode.

Ada juga yang terus mengingat potongan-potongan kisah dan membuat imajinasinya menjadi-jadi. Seperti imajinasi yang tak terbatas dan sulit dipahami, demikian juga khayalan yang muncul usai menonton suatu tayangan yang kadang membuat kita hanya bisa menggelengkan kepala. Ada yang membayangkan dirinya menjadi pasangan dari artis favorit, atau ikut serta dalam tayangan untuk menumpas saingan yang merebut perhatian sang idola. Banyak bukan yang berkhayal demikian?

Tidak sedikit tayangan yang kemudian meninggalkan kesan yang kuat. Mewariskan pesan moral menyentuh dan daya gugah yang menggerakan semangat, hingga mengubah pola pikir, laiknya sebuah produk kreatif dan kesenian.

Salah satu artis Korea saat tampil di tanah air. Mampu menyedot banyak penonton. Tentu memberikan dampak yang luas/idntimes.com
Salah satu artis Korea saat tampil di tanah air. Mampu menyedot banyak penonton. Tentu memberikan dampak yang luas/idntimes.com

Keempat, menukil Bisnis.com (8/1/2021), akademisi Binus University Doddy Ariefianto optimistis demam Korea ini bila terus berkembang akan memberikan pengaruh lebih jauh pada aspek perekonimian. Pintu investasi semakin terbuka dan investor-investor asing akan masuk ke tanah air. Perusahaan-perusahaan dalam negeri akan mendapat suntikan modal sehingga kian berkembang dan bersaing di tingkat global.

Sementara itu lapangan pekerjaan semakin terbuka, semakin banyak orang yang bisa terserap masuk ke dalamnya. Negara pun mendapatkan pemasukan dari pajak yang harus disetor.

Tentu untuk sampai ke sana ada prasyarat yang harus dipenuhi, tidak sekadar terserang demam Korea.  Loyalitas yang sudah dibuktikan selama 10 tahun terakhir harus dipertahankan, bila perlu ditingkatkan. Selanjutnya memberikan pengaruh yang lebih luas untuk meningkatkan daya beli. Itu salah satu. Masih ada faktor penting lain.

Dalam situasi seperti ini, rasanya kita tak boleh terlalu berharap lebih. Bisa tetap menyaksikan artis Korea kesukaan dan menonton kelanjutan serial favorit, sudah cukup membuat hari-hari menjalani aktivitas di rumah tetap menyenangkan. Di sela-sela kegiatan belajar atau bekerja dari rumah tayangan-tayangan Korea itu bisa menjadi pelipur lara dan pembunuh rasa bosan.

Omong-omong, adakah rekomendasi drama Korea untuk saya yang tidak mudah jatuh pada paras, tak bakal simpati pada aksi lebay, dan lebih suka menguras logika? Ups, salah. Tak ada tayangan yang seideal itu. Namanya juga drama. Kamsahamnida. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun