Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Saatnya "Move On" dari Kejuaraan Dunia, Indonesia!

5 Agustus 2018   19:06 Diperbarui: 5 Agustus 2018   19:40 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mayu Matumoto dan Wakana Nagahara menjadi juara ganda putri/gambar dari www.bwfworldchampionship.com

Greysia dan Apriyani sudah bermain maksimal. Keduanya sampai membuat jantung para penonton berhenti berdetak di penghujung game kedua. Namun keberuntungan yang dinanti tak datang di poin-poin kritis hingga akhirnya menyerah dengan skor 21-23.

Greysia dan Apriyani adalah pasangan potensial. Tumpuan harapan di sektor ini. Hanya saja untuk menghadapi ketatnya persaingan beberapa pekerjaan rumah harus dibenahi. Terutama Apriyani yang harus bermain lebih sabar dan lebih bisa mengontrol pukulan. Meningkatkan akurasi pukulan adalah catatan lain. Namun begitu Apri adalah aset berharga. Tidak hanya untuk kembali bersaing di Asian Games tetapi juga di masa mendatang.

Kekalahan Greysia dan Apri cukup disesali. Namun keduanya sudah berjuang maksimal. Lebih kecewa lagi tentu kekalahan The Minions. Harapan utama ini tersandung karena kesalahan sendiri. Keduanya memang bermain apik, namun penyelesaikan kurang. Keduanya selalu tertinggal jauh di awal game pertama dan kedua. Meski selalu bisa mengejar, keduanya masih gagal mengunci kemenangan.

Kurang padu, kurang greget, bahkan kurang "tengil" bisa dipicu banyak hal. Tekanan yang besar, meski keduanya sudah terbiasa dengan hal tersebut. Tidak seperti kejuaraan lain, Kejuaraan Dunia memiliki tekanan tersendiri. Pemain yang selalu maksimal di tur reguler bahkan bisa juara beruntun bisa saja melempem di ajang ini.

Di sisi lain, keduanya terlihat lambat panas. Bisa jadi absen di turnamen sebelumnya menjadi sebab. Bagaimanapun mereka butuh pemanasan sebelum tampil di kejuaraan utama. Mereka butuh stimulus agar bisa "in" sejak awal.

Pada beberapa tur sebelumnya, keduanya juga beberapa kali tampil kurang memuaskan. Terutama saat kembali bertanding selepas jeda. Setiap pemain tentu butuh waktu untuk kembali padu. Semoga kekalahan dari Kamura dan Sonoda ini menjadi pemanasan untuk kembali mendapat performa terbaik hingga mencapai klimaks di Istora nanti. Apalagi keduanya belum pernah meraih medali emas Asian Games, satu dari dua turnamen bergengsi, selain Olimpiade.

The minions diharapkan bisa bangkit di Asian Games 2018/gambar dari @INABadminton
The minions diharapkan bisa bangkit di Asian Games 2018/gambar dari @INABadminton
Ancaman Asia Timur

Final Kejuaraan Duni menggambarkan kekuatan bulu tangkis Asia Timur yang menjadi ancaman di Asian Games nanti. Pertama, ganda putri. Jepang sudah sedemikian superior di sektor ini. Tahun ini sudah berapa kali ganda putri Jepang saling berhadapan di semi final dan final?

Dominasi Jepang makin menggila mulai dari turnamen level super100, 300, 500, 750, 1000, Kejuaraan Asia hingga Kejuaraan Dunia. Artinya, Jepang memiliki banyak amunisi ganda putri yang tinggal menunggu waktu untuk berprestasi di level atas. Lebih jauh, regenerasi sektor ini begitu terjaga.

Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara sudah bisa menjadi andalan selain pasangan senior Misaki Matsutomo dan Ayaka Takahashi. Tampilnya dua pasangan yang disebutkan pertama di final Kejuaraan Dunia adalah rematch final Indonesia Open Super1000 beberapa waktu lalu.

Terlepas dari itu, kemenangan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara atas kompatriotnya yang merupakan finalis tahun lalu, sekaligus meruntuhkan dominasi China di Kejuaraan Dunia. Hanya ada empat pasangan selain pasangan China yang bisa menjadi juara, dengan dua di antaranya diukir saat China belum bergabung dalam IBF. Pasangan Jepang, Etsuko Tganoo/Emiko Ueno pada 1977 dan Nora Perry/Jane Webster asal Inggris tahun 1980.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun