Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melongok Tempat Latihan Pilot dan Pramugari Garuda Indonesia

16 April 2018   00:36 Diperbarui: 17 April 2018   14:47 2927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selanjutnya kami bergerak ke gedung yang berisi tujuh simulator berbagai tipe mulai dari jenis Boeing 737-800, 737-800 NGs, Airbus 330, hingga Airbus 320-200. Sebelum terpukau oleh kecanggihan simulator-simulator itu kami sempatkan diri melihat keberadaan kokpit pesawat pertama milik Indonesia yang mencapai Hawai, Amerika Serikat.

Beberapa jenis simulator di GITC/dokpri
Beberapa jenis simulator di GITC/dokpri
Terus terang saya belum pernah melihat langsung isi dalam kokpit sebuah pesawat. Masuk ke kabin simulator sudah lebih dari cukup menjawab rasa penasaran selama ini. deretan panel instrument operasional pesawat, kursi pilot dan co-pilot, hingga tuas throttle untuk menjalankan pesawat, sudah cukup membangkitkan rasa kagum akan ciptaan manusia yang satu ini.

Belum cukup sampai di situ. Layar khusus di bagian kaca depan menampilkan simulasi kondisi di luar pesawat. Alat simulasi canggih ini menampilkan sepresisi mungkin kondisi yang bakal dihadapi seorang pilot ketika menjalankan pesawat mulai dari awan, bentangan bandara, hingga petir dan kilat.

Layar khusus di bagian kaca depan pun menampilkan simulasi kondisi di luar pesawat. Singkat kata, perangkat seharga ratusan miliar ini dibuat semirip mungkin dengan kondisi yang harus dihadapi pilot ketika menjalankan sebuah pesawat. Menurut Capt.Triyanto Moeharsono suasana di ruang simulator nyaris 100 persen sama dengan kokpit pesawat asli.

Hari itu kami sempat melakukan simulasi penerbangan dan pendaratan dari Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar. "Sesaat lagi pesawat akan mendarat di Bandara Juanda, Surabaya," ungkap Dr. Ir. Agus Santoso, M.Sc dari kursi pilot.

Dr. Ir. Agus Santoso, M.Sc di kursi pilot di simulator pesawat terbang/dokpri
Dr. Ir. Agus Santoso, M.Sc di kursi pilot di simulator pesawat terbang/dokpri
Sebenarnya kami ingin berlama-lama di ruang simulator yang biasanya mematok tarif latihan 400 hingga 500 USD per jam itu. Namun masih ada tempat lain tak kalah menarik yang perlu disambangi. Kami pun bergerak ke bagian belakang GITC, tepatnya di Gedung F. Di sana ratusan awak kabin (flight attendant) ditempa saban hari. Selain sarana yang telah disebutkan sebelumnya, GITC membuktikan sebagai pusat pelatihan terlengkap di tanah air dengan 34 ruang kelas, sport center(lapangan tenis, badminton, jogging track, dan lapangan basket), ruang gymnastic, ruang laboratorium komputer dengan jaringan internet terintegrasi, auditorium untuk konferensi, seminar dan pertemuan hingga kantin siswa dan asrama dengan 40 kamar tidur. Selain fasilitas olahraga, tersedia pula tempat ibadah seperti masjid.

Untuk menunjang proses pelatihan awak kabin, tersedia pula "mockup" kabin pesawat berbadan lebar dan berbadan sempit, "mockup" statis dan "mock up" dinamis untuk prosedur pelatihan dalam situasi darurat, serta kolam untuk pelatihan awak kabin dan kokpit.

Hari itu kami mendapat kesempatan melihat langsung bagaimana praktik penyelamatan yang dilakukan para calon pramugari baik di darat maupun di laut.

Instruktur memberikan arahan sebelum latihan pendaratan darurat/dokpri
Instruktur memberikan arahan sebelum latihan pendaratan darurat/dokpri
Ruangan didesain sedemikian rupa seperti saat situasi buruk terjadi. Sejumlah pengeras suara di beberapa titik mengeluarkan suara desis. Sesekali suara kilat dan petir mengemuka. Bersamaan dengan itu penerangan dikurangi. Persis seperti saat pesawat mengalami masalah di lautan nan gelap. Satu per satu pramugari dengan pelampung terpasang sigap melompat ke kolam. Sebuah perahu karet berwarna kuning berada di tengah kolam. Para wanita itu berusaha menjangkau perahu tersebut sambil memberi pertolongan kepada yang lain sampai semuanya selamat masuk ke perahu.

"Dalam tempo 90 detik semua penumpang harus sudah dikeluarkan dari pesawat," tegas Senior Manager Flight Attendant Training GITC Yonas P. Sutedjo terkait standar penyelamatan saat terjadi musibah.

Yonas P. Sutedjo/dokpri
Yonas P. Sutedjo/dokpri
Untuk mendukung hal tersebut para calon pramugari dilatih untuk bertindak cepat dan tepat dalam situasi darurat. Selama enam bulan calon-calon terbaik yang telah melewati sejumlah tes awal ini ditempa menjadi pramugari yang andal. Mereka harus menyelesaikan 28 subject sebelum dinyatakan siap terbang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun