Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Kemanusiaan Terlindas Laju Kereta

16 Januari 2017   12:01 Diperbarui: 16 Januari 2017   16:55 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penumpang berdesakan di KRL/Tribunnews/Hasanuddin Aco

Dari dalam kereta saya masih sempat menengok ke belakang. Ingin tahu bagaimana nasib wanita malang itu. Syukurlah, ada seorang wanita lain yang segera berada di dekatnya. Bisa jadi itu temannya, atau orang tak dikenal. Tak penting siapa wanita itu. Tergolek lemah dalam kesendiriannya ia benar butuh pertolongan.

Saat semua orang menengok jam di tangan dengan raut gelisah, pemandangan seperti itu dianggap biasa. Tak lebih penting dari panggilan kantor dan pekerjaan, juga hasrat segera mengakhiri perjalanan penuh perjuangan dan penderitaan itu.

Sebagai makhluk bernurani, pasti keempat pria itu dan para penumpang lain ingin memberikan pelayanan lebih kepada wanita malang itu. Tetapi mereka terlanjut tersandera dalam rutinitas pribadi dan terpasung dalam geliat transportasi publik yang menuntun ketepatan waktu. Tetapi bagaimana bila keluarga atau sanak kerabat Anda mengalami hal seperti itu?

Kisah ini mungkin terlalu dibesar-besarkan. Tetapi dalam satu perjalanan ini telah memakan dua “korban”. Sebelumnya di Stasiun Jurangmangu ada yang mengalami nasib serupa. Bedanya, perlakuan terhadap sosok malang itu jauh lebih baik. Sebelum kereta berhenti, empat petugas keamanan sudah menanti dengan tandu.

Bisa jadi insiden serupa pernah terjadi sebelumnya dalam kadar persoalan dan pelayanan berbeda-beda. Membludaknya penumpang terutama saat jam pergi dan pulang kantor hampir menjadi menu sehari-hari di setiap stasiun KRL. Meningkatnya animo pengguna KRL belum bisa diakomodasi dengan pelayanan mumpuni. Lajur dan jalur yang terbatas dan harus berbagi dengan kereta api, serta jumlah kereta yang terbatas, adalah sejumlah kendala. Sedang berbenah, menjadi dalih pembelaan utama. Namun sampai kapan pembenahan itu berjalan, dan berapa banyak “korban” lagi harus berjatuhan?

Lebih bijak

Saat pemerintah dan pengelola KRL sedang berbenah, para penumpang dituntut lebih bijak mengambil sikap dan membuat perhitungan.Sasarannya terutama tidak kepada orang lain, tetapi lebih kepada diri sendiri. Dari pengalaman si ibu yang malang itu banyak hal bisa dipelajari.

Pertama, pastikan Anda dalam kondisi fit saat menggunaan KRL pada jam-jam sibuk. Situasi umum sudah tergambar jelas. Tidak ada pilihan lain selain memastikan kita benar-benar dalam kondisi sehat untuk berebut tempat dan melewati perjalanan penuh perjuangan.

Ibu hamil dan mereka yang sedang tidak sehat sebaiknya tidak memaksakan diri, meski di setiap gerbong kereta telah disediakan tempat duduk khusus. Selain jumlahnya terbatas, butuh perjuangan ekstra untuk menjangkau tempat tersebut dalam kondisi padat penumpang. Selain harus beradu cepat, juga perlu kesabaran ekstra menerima sungut dan gerutu.

Bila ingin tetap menggunakan kereta sebaiknya berangkat lebih pagi. Untuk alasan kenyamanan, saya biasanya mengambil kereta sebelum Pukul 07.30 dari Stasiun Sudimara.

Kedua, jangan membawa bawaan berlebihan. Kabin di KRL sangat terbatas, apalagi untuk memuat semua tas dan bawaan penumpang. Dalam kondisi berdesak-desakan membuat Anda menjadi tidak nyaman bila harus menjaga segala tekek bengek yang dibawa. Selain itu membuat bawaan Anda terancam rusak, atau tas dengan ukuran besar berpeluang sobek karena gesekan. Jangan mengambil risiko membawa peralatan elektronik berukuran besar seperti laptop.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun