Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Sistem Perhitungan Poin Bulu Tangkis Berubah (Lagi)?

13 Oktober 2016   13:42 Diperbarui: 4 April 2017   18:12 10372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sistem poin 3X21/imgarcade.com

Sistem tersebut bertahan hingga 2002. Hadir sistem baru, 5 x 7. Alasan durasi membuat BWF kembali berekperimen dengan sistem baru. Tak hanya soal waktu, alasan komersial terutama daya tarik siaran menjadi pertimbangan lain.

Dalam perjalanan waktu soal durasi tidak semata-mata ditentukan oleh banyak-sedikitnya poin dan set. Bisa jadi, saat dua pemain yang memiliki kekuatan seimbang bertanding, poin demi poin diraih dengan memakan waktu lama. Demikianpun sebaliknya. Saat dua pemain atau dua pasangan dengan kekuatan timpang bertanding maka laju poin akan berjalan cepat.

Akhirnya sistem tersebut hanya bertahan hingga ajang Commonwealth Games 2002. Selanjutnya dicetuskan versi kombinasi sistem perhitungan tradisional. Pada Desember 2005, BWF kembali melahirkan sistem baru, 3X21 yang berlaku hingga kini.  

Ekperimen
Sistem baru yang sedang diuji coba di turnamen level grand prix dan grand prix gold selama beberapa bulan ke depan juga menawarkan konsep 2 point setting (sudden death pada 10-10). BWF memproyeksikan sistem ini akan menyempurnakan berbagai kekurangan sekaligus mengakomodasi berbagai pertimbangan komersial sebagaimana hasil konsultasi dengan sejumlah pemain dan delegasi BWF sebelum menggulirkan sistem baru ini.

"Setelah Konsultasi dengan pemain dan delegasi BWF tentang berbagai sistem penilaian, ada manfaat dalam alternatif pengujian dan kami telah memilih untuk menguji pilihan 5 x 11 yang secara signifikan berbeda dari apa yang kita miliki sekarang," tandas Poul-Erik Hoyer.

Namun alasan yang dikemukakan peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 dan pihaknya itu tak sepenuhnya disambut positif. Salah satu keberatan keras terdengar dari Malaysia. Federasi Bulu Tangkis Negeri Jiran (BAM), seperti dilansir Badminton Planet, beralasaan sistem saat ini memiliki nilai lebih bagi para pemain.

Setiap pemain benar-benar dituntut kekuatan fisik dan mental bertanding. Dengan durasi lebih panjang para pemain mesti bugar secara fisik dan kuat secara mental.

"Saya pikir sistem penilaian saat ini harus dipertahankan karena membutuhkan tingkat tertinggi dari kekuatan fisik dan mental pemain serta membutuhkan tingkat kebugaran maksimum yang dianggap oleh banyak untuk menjadi identik dengan olahraga," kata Wakil Presiden BAM, Datuk Seri Mohamad Norza Zakaria.

Lin Dan/chinatopix.com
Lin Dan/chinatopix.com
Argumentasi Norza Zakaria benar adanya. Sistem 3 x 21 benar-benar menuntut persiapan dari setiap pemain sebelum bertanding. Meski kadang laga berlangsung cepat, di level turnamen bergengsi sekalipun, setidaknya rentangan skor yang panjang itu memacu para pemain untuk bersiap secara baik.

Terlepas dari alasan teknis di atas, komentar Lin Dan di turnamen Piala Thomas dan Piala Uber di India dua tahun lalu patut dipertimbangkan. Tunggal putra legendaris Tiongkok itu menilai perubahan sistem poin sama sekali tak berdampak pada bulu tangkis itu sendiri.  Justru perubahan demi perubahan yang terjadi akan membingungkan para pemain dan pencinta bulu tangkis dunia.

“Saya tidak suka...Tidak ada yang salah dengan sistem yang berlaku saat ini," tandas peraih emas Olimpiade dan lima gelar di All England itu dikutip dari BBC Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun