Ngantang, 11 Agustus 2025 – Dalam rangka mendukung penguatan ekonomi masyarakat berbasis hasil pertanian lokal, Tim Pengabdian Masyarakat Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melaksanakan kegiatan kunjungan dan pengarahan kepada pelaku usaha pengolahan sawi asin kering. Kegiatan ini berlangsung di Desa Mulyorejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, dan menjadi salah satu agenda penting untuk menyerap aspirasi sekaligus memberikan pendampingan bagi warga pelaku usaha.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sehingga dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dengan adanya hilirisasi ini, hasil kajian dan penelitian kampus tidak berhenti pada tataran akademik, melainkan diterapkan untuk mendukung pengembangan UMKM dan penguatan ekonomi berbasis potensi lokal.
Potensi UMKM Sawi Asin Kering
Desa Mulyorejo memiliki lahan pertanian yang subur sehingga sayuran tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Dari berbagai jenis sayuran yang dihasilkan, sawi menjadi salah satu yang melimpah dan paling sering diolah oleh warga. Untuk meningkatkan nilai jual dan memperpanjang masa simpan, sayur sawi diolah menjadi sawi asin kering yang dapat dipasarkan tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga ke luar daerah bahkan hingga ke pasar internasional.
Meskipun baru ada satu UMKM yang mengelola produksi ini, keberadaannya sudah memberikan kontribusi nyata bagi ekonomi keluarga dan membuka peluang usaha di masa depan. Keunikan produk ini menjadikannya berbeda dengan hasil olahan lain di desa, sehingga berpotensi besar untuk diposisikan sebagai produk khas Mulyorejo.
Kendala dalam Proses Produksi dan Pengeringan
Namun, di balik peluang besar tersebut, pelaku UMKM masih menghadapi berbagai kendala teknis. Proses pengeringan sawi hingga saat ini masih dilakukan dengan metode tradisional, yaitu dijemur langsung di bawah sinar matahari. Cara ini memang sederhana, tetapi sangat bergantung pada kondisi cuaca.
Saat musim hujan, proses pengeringan tidak berjalan optimal. Sawi yang tidak kering sempurna mudah ditumbuhi jamur. Jika hal ini terjadi, produk harus dibersihkan ulang agar tetap layak dipasarkan. Kondisi ini tentu menambah beban kerja dan mengurangi efisiensi produksi.
Pelaku UMKM menyampaikan, “Kalau matahari hilang berhari-hari, sawi jadi lembab dan berjamur. Kami harus membersihkannya lagi supaya bisa dijual. Prosesnya jadi lama dan hasilnya tidak maksimal.”
Kendala ini berdampak langsung pada kapasitas produksi dan konsistensi pasokan. Padahal, kebutuhan pasar terutama untuk ekspor menuntut produk yang berkualitas dan tersedia dalam jumlah stabil.