Mohon tunggu...
Charisma Dina Wulandari
Charisma Dina Wulandari Mohon Tunggu... Public Relations Specialist

Experienced in Public Relations with a background in diverse industries such as startups, consulting, government and multinational company. Skilled in Media Monitoring, Media Analysis, Media Relations, Content Writer, Content Planning, Social Media Handling, Communication Campaign, Strategic PR Plan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Solusi Keuangan yang Berkelanjutan untuk Mengatasi Kemiskinan Struktural

30 Maret 2025   07:11 Diperbarui: 30 Maret 2025   07:11 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Charisma Dina Wulandari

Kemiskinan struktural merupakan tantangan besar yang mengakar dalam sistem sosial dan ekonomi suatu masyarakat. Kondisi ini terjadi akibat ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya, pendidikan, dan peluang ekonomi yang menyebabkan kelompok tertentu terjebak dalam siklus kemiskinan dari generasi ke generasi. Salah satu penyebab utama kemiskinan struktural adalah rendahnya literasi keuangan, yang membuat individu sulit mengelola pendapatan secara efektif dan berisiko terjebak dalam utang konsumtif, seperti pinjaman online berbunga tinggi.  Kebiasaan hidup konsumtif tanpa perencanaan keuangan yang baik menyebabkan banyak keluarga sulit keluar dari jerat kemiskinan. Ketika menghadapi situasi darurat seperti biaya pengobatan atau pendidikan, tanpa adanya dana cadangan, mereka terpaksa mengambil pinjaman yang justru memperburuk kondisi finansial. Oleh karena itu, penting untuk mendorong perubahan pola pikir masyarakat terhadap pengelolaan keuangan melalui edukasi dan pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan.  

Salah satu solusi utama dalam mengatasi kemiskinan struktural adalah meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Pendidikan keuangan sejak dini dapat membantu individu memahami pentingnya menyisihkan dana untuk tabungan, memiliki dana darurat, dan berinvestasi dengan bijak. Dengan pemahaman yang baik tentang keuangan, mereka dapat membuat keputusan finansial yang lebih cerdas, menghindari jebakan utang konsumtif, serta membangun kestabilan ekonomi dalam jangka panjang.  

Selain itu, akses terhadap layanan keuangan yang adil dan inklusif juga menjadi faktor penting dalam mengatasi kemiskinan struktural. Layanan keuangan yang mudah dijangkau dan berbasis pada kesejahteraan anggota dapat membantu masyarakat mengelola keuangan mereka dengan lebih baik. Melalui sistem simpan-pinjam yang transparan dan edukatif, masyarakat dapat mengakses modal usaha tanpa harus bergantung pada pinjaman berbunga tinggi yang berisiko merugikan mereka di masa depan.  

Pemberdayaan ekonomi lokal juga menjadi langkah strategis dalam memutus rantai kemiskinan. Dengan memberikan pelatihan keterampilan, mendukung usaha mikro, dan membuka peluang kerja berbasis komunitas, masyarakat dapat meningkatkan pendapatan mereka secara mandiri. Ketika masyarakat memiliki kontrol lebih besar atas ekonomi mereka, ketergantungan terhadap sistem keuangan yang eksploitatif dapat dikurangi, dan kesejahteraan jangka panjang pun dapat tercapai.  

Melalui kombinasi edukasi keuangan, akses layanan keuangan yang adil, dan pemberdayaan ekonomi lokal, masyarakat dapat dibantu untuk keluar dari kemiskinan struktural. Tidak hanya sekadar memberikan bantuan sesaat, tetapi lebih dari itu, strategi ini bertujuan menciptakan ekosistem yang memungkinkan individu untuk tumbuh dan berkembang secara mandiri. Dengan pendekatan ini, diharapkan setiap individu memiliki peluang yang sama untuk mencapai kesejahteraan dan membangun masa depan yang lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun