Adakalanya, saat kita merasa terpuruk dalam sebuah keadaan, merasa dizalimi kemudian dengan mudahnya menyalahkan orang lain tanpa instrospeksi.Â
Mengapa saya mengalami hal ini? Mengapa saya merasa diperlakukan tidak adil? Menghadapi segala permasalahan demikian, diikuti dengan beragam argumen pembenaran versi diri sendiri dan mengenyampingkan orang lain. Ada baiknya Anda atau kita semua bercermin diri.Â
Ada hal-hal yang memang menjadi urusan kita dan berkecimpung di dalamnya. Ada hal-hal yang memang mengomentarinya pun kita tidak pantas. Inilah perlunya kita mematut diri bukan hanya dalam cermin di depan kita tapi realisasi dalam kehidupan nyata. Saya siapa dan Anda siapa?Â
Pahami diri. Jangan mudah mengomentari perihal orang lain. Lakukan saja yang terbaik. Bercerminlah sebelum kita menilai orang lain. Tidak ada manusia yang sempurna dengan segala pencapaiannya.Â
Cermin membuat kita sadar bahwa hidup kita tidak selalu benar. Diam jauh lebih elegan daripada sibuk menghakimi dan mengumbar kesalahan orang lain kemudian lupa bercermin.Â
Hakikatnya, fungsi cermin adalah menampilkan bayangan diri kita sendiri. Â Memperbaiki hal-hal yang perlu diperbaiki dan membangun hal-hal yang perlu dibangun.Â
Kembali lagi, karena halnya kita adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain untuk saling tolong-menolong bukan saling berdebat dan bergunjing tentang kehidupan orang lain, apalagi keburukannya.Â
Tentunya saat kita kelak meninggalkan dunia ini, kita semua pasti menginginkan nama yang harum dengan ingatan kebaikan bukan keburukan.Â
Mudah-mudahan dengan menghadapkan diri kita setiap hari ke dalam cermin, juga mengingatkan kita untuk senantiasa mengkaji diri sendiri sebelum menilai baik buruknya diri orang lain.