Mohon tunggu...
Chandra Putra Wijaya
Chandra Putra Wijaya Mohon Tunggu... Model - ini profil

Deskripsi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Surga dan Neraka

27 Juli 2017   15:10 Diperbarui: 28 Juli 2017   16:16 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apa yang membuat kalian yakin bahwa surga dan neraka itu ada?

Pernah terpikir oleh anda mungkin bahwa surga dan neraka itu hanyalah sebuah propaganda yang diciptakan oleh agama untuk mendoktrin umatnya dan mencegah mereka dari berbuat dosa?

Sebuah pertanyaan untuk ada. Pertama kali mendengar tentang konsep surga dan neraka itu dari mana?

Saya yakin itu dari agama. (Maapkeun kalo salah)

Konsep surga dan neraka begitu mudah diterima oleh orang-orang karena kita memiliki ego yang begitu besar.

Kita pikir alam semesta berputar di sekitar kita dan kita tidak dapat memahami gagasan bahwa, setelah kita mati, semuanya berakhir.

Bahwa hanya ada ketiadaan setelah kematian. Karena itulah kami dengan mudah mempercayai konsep kehidupan setelah kematian, meski tidak ada bukti ilmiah tentang hal itu.

Lalu, what would you do if heaven and hell don't exist?(apa yang akan anda lakukan jika surga dan neraka itu tidak ada)

Mungkin hal yang sama saya lakukan setiap hari: makan, tidur, bermain game, dan membaca buku.

Maksud saya, jika surga dan neraka itu benar-benar ada dan in-eksistensi hipotetis mereka benar-benar akan mengubah cara Anda berperilaku di dunia ini, mungkin Anda harus melangkah mundur dan mengevaluasi mengapa Anda melakukan hal-hal yang baik. Apakah karena agama Anda telah mengajari Anda demikian, atau apakah karena Anda takut pada hukuman kekal hipotetis ini?

Sebuah kutipan dari Amber Rife:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun