Mohon tunggu...
Chamim Rosyidi Irsyad
Chamim Rosyidi Irsyad Mohon Tunggu... Guru - nama pena: Chrirs Admojo

Ajang berbagi, bermanfaat bagi sesama, hidup semakin bermakna dalam ridlo Allah Azza wa Jalla.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara 'Urub' dan 'Urup'

11 Oktober 2023   18:45 Diperbarui: 11 Oktober 2023   18:47 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Laman Kamus Bahasa Jawa-Indonesia (KBJI); Gambar: Dokumen Pribadi

ANTARA URUB DAN URUP

Oleh Chrirs Admojo

Kata-kata 'urip iku urup' jika kita ketikkan pada penelusuran google, di menit-menit ini dalam waktu 0,27 detik, langsung muncul sekitar 187.000 hasil. Namun, beda nasib dengan 'urip iku urub'. Dalam waktu yang relatif agak lama sedikit, 0,31 detik, dimunculkan sekitar 3.480 hasil. Artinya, dari sisi pemasaran kosa kata, antara 'urub' dan 'urup' sebagai diksi untuk melengkapi quotes 'urip iku ...' di jagad maya, jauh lebih laku kata 'urup'. Diksi 'urub' hanya terpasarkan 0,186% -nya 'urup'.

Kawan, Anda tentu tahu bahwa hakikinya kedua diksi ini sama-sama warga khasanah kata bahasa Jawa. Diyakini pula rangkaian kata yang menggunakan diksi 'urub' atau 'urup' menjadi quotes filosofis ini adalah satu di antara berlaksa-laksa ajaran Raden Mas Said. Nama yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Kanjeng Sunan Kalijaga.

Sejatinya adakah perbedaan antara 'urub' dan 'urup'? Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa kita semua berpendapat relatif sama. Kita segera menyatakan bahwa antara 'urub' dan 'urup' jelas-jelas ada beda.

Meski dari sisi pelafalan hampir sulit membedakannya. Namun, dari sisi aksara, 'urub' diakhiri dengan konsonan 'b' sedangkan 'urup' dipungkasi dengan konsonan 'p'. Ini baru terungkapkan pembeda pertama. Pembeda kedua, ketiga, dan seterusnya tentu masih dapat teridentifikasi bila kita mau mengeksplorasinya secara lebih dalam atau pun lebih luas lagi.

Akan tetapi, dari sisi realitas penggunaan sebagai quotes, 'urip iku urub' dan 'urip iku urup', kata 'urub' dan 'urup' dimaknai atau dibahasaindonesiakan dengan makna yang relatif sama. Secara harfiah, sama-sama dibahasaindonesiakan sebagai 'hidup itu nyala' atau 'hidup itu menyala'. Dalam konteks penggunaan quotes pada sebuah bangunan wacana atau komposisi, mereka dimaknai sebagai 'hidup itu hendaknya dapat memberikan manfaat kepada sesama dan alam sekitar kita.' Benarkah demikian?

Kawan, searbitrer-arbitrernya kita berbahasa, secara alami sesungguhnya kita memerlukan sistematisnya bahasa. Baik berkenaan dengan keteraturan susunan polanya atau ketidakacakannya, konsistensi lambang bunyinya, maupun kekonvensionalannya antara lambang bunyi dan makna serta fungsi yang diembannya.

Begitu pula produktif dan dinamisnya suatu bahasa, sangat diperlukan untuk keberterimaannya menampung ide-ide yang terus berkembang sesuai zamannya. Yang lebih penting lagi adalah demi menjaga bahasa sebagai media komunikasi yang digunakankan agar dalam keadaan benar, cermat, tepat, lazim, dan harmoni. Hal ini diperlukan guna menghindari ketaksaan atau keambiguan makna kalimat-kalimat yang kita gunakan untuk berkomunikasi.      

Ya, benar, kebenaran, kecermatan, ketepatan, kelaziman, dan keharmonian dalam berbahasa menjaga agar misperesepsi tidak terjadi dalam komunikasi. Dus, dengan demikian, bahasa yang digunakan tidak mengandung ketaksaan dan multi tafsir yang tak perlu.

Selanjutnya, atas dasar sistem lambang bunyi dan konvensinya, mari kita telusuri bersama berbedaan makna antara 'urub' dan 'urup' terlebih dahulu. Mari, Kawan, bersama-sama kita buka buku Kamus Bahasa Jawa-Indonesia (KBJI) yang dikembangkan dan disusun serta diterbitkan oleh Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kamus ini secara daring juga tersedia pada laman https://kbji.kemdikbud.go.id.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun