Mohon tunggu...
Chamelia Dwi Angelina
Chamelia Dwi Angelina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ( 20107030010)

Vagabond on Vacation

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peribahasa Jawa Ini Jarang Didengar tetapi Memiliki Makna yang Luar Biasa

30 Juni 2021   20:50 Diperbarui: 30 Juni 2021   20:57 1325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : 1001indonesia.net

3. Nabok nyilih tangan

Sangat menyebalkan ketika kita menemukan seseorang yang ingin melukai atau menyakiti hati orang lain namun dengan cara menyuruh atau menghasut orang lain juga.  Peribahasa ini sangat cocok untuk menceritakan hal tersebut. Peribahasa ini mempunyai arti memukul dengan tangan orang lain. Bila dimaknai secara dalam, hal ini berarti melukai atau menyakiti hati dengan memanfaatkan orang lain karena dia tidak berani mengatakan atau bertindak secara langsung.

4. Yitna yuwana lena kena

Peribahasa ini berarti orang yang berhati-hati maka akan selamat sedangkan yang tidak maka akan celaka. Dalam dunia nyata memang seperti itu lah, tentu dengan adanya peribahasa jawa satu ini, kita harus lebih hati-hati  dalam melakukan tindakan mauun berbicara tentang apapun. Agar kita terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Ternyata peribahasa ini  juga populer dikalangan Sunda juga.

5. Angon mangsa

Dalam bahasa Indonesia , peribahasa ini memiliki makna mencari waktu yang tepat atau baik. Jika dimaknai lebih dalam, artinya ialah jadilah seseorang yang bijak, sebab seorang yang bijak akan tahu kapan ia bertindak dan melakukan hal yang memang perlu dilakukan.

6. Cincing-cincing meksa klebus

Artinya ialah tadinya ingin berhemat malah boros. Tentu saja hal ini banyak terjadi dimasyarakat sekitar kita, bahkan diri kita sendiri . Peribahasa ini mungkin sangat cocok bagi kamu yang merasa boros , termasuk saya. Saya sendiri berencana irit pada awal bulan . Tapi apalah daya  kenyataannya berbalik, padahal saya anak kost.

7. Titah alus lan titah kasat mata iku kabeh saka Pangeran, mula aja nyembah titah alus nanging aja ngina titah alus.

Peribahasa ini termasuk dalam kategori religius ya. Yang mana memiliki arti baik mahluk halus maupun mahluk yang tampak semuanya ciptaan Tuhan adanya. Peribahasa ini mengisyarakatkan bahwa kita sebagai mahkluk tuhan jangan menyembah mahluk halus tetapi jangan pula menghinanya. Karena kita sama-sama ciptaannya.

8. Titah alus iku ana patang warna, yakuwi kang bisa mrentah manungsa nanging ya bisa mitulungi manungsa, kapinhdo kang bisa mrentah manungsa nanging ora bisa mitulungi manungsa, katelu kang ora bisa mrentah manungsa nanging bisa mitulungi manungsa, kapat kang ora bisa mrentah manungsa nanging ya ora bisa mitulungi manungsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun