Mohon tunggu...
Chaledio Vieira
Chaledio Vieira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa yang suka menulis keresahan

Komedian

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perubahan Arti Kata "Skena" di Kalangan Gen Z

29 Januari 2024   13:00 Diperbarui: 29 Januari 2024   13:09 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BANDUNG-Gen Z atau Generasi Z adalah seseorang yang lahir pada kisaran tahun 1997-2012, dengan perkiraan usia saat ini 11-26 tahun. Berbicara tentang Gen Z yang kerap diperbincangkan oleh masyarakat karena beberapa perbedaan budaya dan gaya dalam berbicara atau berbahasa. Generasi Z juga kerap diperbincangkan karena banyaknya perbedaan yang cukup dirasa aneh oleh generasi sebelumnya. Salah satu yang menjadi perbedaan dari Gen Z adalah cara mengartikan atau memandang kata "Skena".

Skena adalah sebuah kata yang pastinya tidak asing dikalangan Gen Z karena sering kali digunakan atau diucapkan. Skena menurut pandangan Gen Z adalah sebuah perkumpulan orang-orang yang mendengarkan musik yang sama dan berpakaian yang terlihat beda dari orang lain dan terkesan unik.

Skena juga diartikan sebagai sebuah perilaku sehari-hari seperti duduk Vincent, menikmati kopi diatas kerikil Coffee Shop, memakai tato berukuran kecil di bagian lengan, mendengarkan musik atau band-band indie, berambut gondrong, dan menjadi polisi skena yang mempertanyakan minat orang lain dan terkesan merendahkannya. Bahkan kata "skena" sendiri menjadi sebuah cacian atau olokan oleh orang-orang yang tidak paham arti yang sebenarnya. Bentuk caciannya pun bisa verbal maupun non verbal, beberapa contoh yang pastinya cukup sering kita dengar yakni "si paling skena" "polisi skena" "konsultasi skena keliling" "barudakan skena" dan masih banyak lagi.

 Komunikasi adalah alat yang dinamis dan selalu berubah setiap waktunya karena hal-hal tertentu. Awal mula muncul pandangan kata "Skena" sendiri berawal dari kata "scene" dari Bahasa inggris, yang pertama kali digunakan sekitar tahun 1940-an. Munculnya istilah ini untuk merujuk pada komunitas atau perkumpulan seni yang tidak biasa, seperti band indie atau genre musik yang tidak terkenal dikalangan Masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan kata "Skena" telah berkembang luas. Mengutip beberapa sumber seperti Tribun.com pada artikelnya dituliskan bahwa, kata "skena" sebenarnya sudah muncul sejak 2011 dan merupakan singkatan dari 3 kata, yakni "Sua", "Cengkrama", dan "Kelana".

Dalam konteks ini, "skena" merujuk pada perkumpulan orang-orang yang memiliki minat yang sama dan menciptakan suasana untuk bercengkrama sampai berkelana bersama. Seiring perkembangan budaya populer dan media sosial, penggunaan kata "skena" menjadi semakin luas dan akhirnya menjadi sebuah trend dan pandangan berbeda di kalangan Gen Z. Memahami arti kata "skena" yang sebenarnya sangatlah penting, terutama dalam konteks sosial media saat ini. Awalnya kata "skena" merujuk pada perkumpulan orang-orang atau kelompok yang memiliki minat yang sama. Namun nyatanya, dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam sosial media, kata "skena" sering kali dikaitkan dengan perilaku eksklusif dan elitisme dalam komunitas musik.

Maka dari itu, penting bagi kita untuk memahami arti kata "skena" bukan berarti harus mengkritik atau menjelek-jelekan komunitas minat lain. Sebaliknya seharusnya "skena" menjadi ruang dimana orang dapat berbagi minat dan ide mereka tanpa takut dikritik dan dihakimi. Dengan mengetahui arti kata "skena" yang sebenarnya kita terhindar dari trend atau pemahaman yang salah dan membantu menciptakan komunitas atau lingkungan yang lebih inklusif dan menghargai segala jenis perbedaan. Dan hilangkan serta hindari olokan atau cacian "si paling skena" dan "polisi skena". Jadi jangan salah paham mengartikan arti kata "skena". Sebagai Gen Z harus lebih cerdas dalam memahami sesuatu dengan benar dan lebih bijak dalam memilih suatu tren yang layak diikuti atau tidak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun