Tapi baiklah, jika itu memang bukan sebuah bentuk romantisme. Tidak menjadi masalah. Silahkan Anda sebut dengan istilah lainnya. Tapi, jangan lupa juga, bahwa Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien memang punya koneksi yang hebat. Terlebih lagi, jika Anda memandangnya dari kacamata perang Belanda di Aceh, maka koneksi tersebut akan semakin terasa hebat dan unik. Keduanya seperti ditakdirkan untuk saling mendukung satu sama lain. Tidak percaya? Silahkan Anda baca sejarah perjalanan hidup Umar dan Dhien. Maka, seketika itu pula Anda akan menemukan dengan sendirinya. Percayalah.
**
Pernahkah Anda mendengar cerita pria bernama Vincent Willem van Gogh? Bagi Anda yang pernah mendengar cerita Vincent van Gogh pasti tahu bahwa betapa ia menyimpan bakat pelukis yang hebat, hingga ia menjadi salah satu pelukis yang paling terkenal sepanjang sejarah. Van Gogh tak lain dan tak bukan adalah pelukis pasca-impresionis asal Belanda.
Sepanjang hidupnya yang sebagian dihabiskan untuk melukis, setidaknya Van Gogh telah membuat 2.100 karya seni, termasuk 860 lukisan cat minyak. Konon semasa ia hidup, hanya ada satu lukisannya yang laku terjual.
Akan tetapi, setelah ia meninggal, hampir sebagian besar karya Van Gogh telah terjual laris manis saat ini, bahkan ada yang tercatat sebagai lukisan termahal di dunia. Beberapa lukisannya yang cukup terkenal antara lain seperti Portrait of Dr. Gachet, The Starry Night, dan The Potato Eaters.
Sebelum memilih menjadi pelukis, Van Gogh pernah menjadi pramuniaga di galeri seni milik pamannya di London, Inggris. Di samping itu, ia juga sempat menjadi pelayan Tuhan di Belgia. Setelah mengabdi sebagai pelayan Tuhan di Belgia, pada tahun 1881 Van Gogh memilih terjun sebagai pelukis. Tetapi, keputusannya menjadi pelukis mendapat tentangan dari keluarga besarnya. Meski demikian, ada satu orang yang mendukung keputusan Van Gogh, yaitu adik kandungnya bernama Theo van Gogh.
Van Gogh dan Theo van Gogh memang dikenal sangat dekat sejak mereka masih kecil. Bahkan ketika Van Gogh menjadi pelukis, adik kandungnya (Theo van Gogh) yang telah suksus menjadi penguasahan besar memberikan finansial kepada sang kakak sebagai bentuk dukungannya.
Konon, selama menjadi pelukis, Van Gogh harus hidup secara nomaden (berpindah-pindah). Ia pernah melukis berbagai objek di beberapa kota di Belanda dan Perancis. Namun saat menetap di Arles, Perancis, Van Gogh terkena gangguan jiwa akut. Bahkan, sempat terdengar isu Van Gogh memotong telinga kirinya, lalu diberikan kepada seorang pelacur. Itu terjadi sekitar bulan Desember 1888. Atas ulahnya yang ini, ia terpaksa dirawat dan dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Saint-Remy, Perancis, pada 1889-1990.
Meskipun demikian, Van Gogh tidak meninggalkan keputusannya menjadi pelukis. Ia tetap melukis selama dirawat di rumah sakit. Beberapa karyanya yang lahir di rumah sakit tersebut, seperti The Starry Night, The Olive Trees, dan Country Road in Provence by Night.