Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Analis aktuaria - narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan / Email: cevan7005@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Efisiensi, Efektivitas, dan Modularisasi Demi Eksistensi Nyata Maskapai Berbiaya Rendah

7 Februari 2024   08:44 Diperbarui: 7 Februari 2024   08:50 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perlunya mengurangi kursi kosong untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan harga tiket pesawat. Foto: Unsplash

Dulu, jalan lain yang cukup menjanjikan adalah berjualan di atas udara. Maskapai jeli mencari barang yang harganya cukup mahal dibeli di pusat perbelanjaan untuk dijual dengan harga lebih murah, ya karena mereka membelinya secara grosir. Dulunya laku, sekarang toko online dan harga murahnya memukul sumber pendapatan yang satu ini. Apalagi beriklan melalui majalah di pesawat, sudah tidak dibaca dengan keberadaan gadget beserta bahan yang sudah disiapkan dari daratan atau tidur sekalian.

Terakhir adalah peluang bisnis kargo yang tidak digunakan oleh penumpang. Ya, ini memang menarik. Akan tetapi, para pemimpin pasar juga menggarapnya dengan baik melalui anak usaha yang berfokus di bidang itu bahkan sampai menjemput bola ke masyarakat.

Persaingan kenyamanan kursi

Maskapai berbiaya rendah dikenal mengurangi jarak antar kursi demi memaksimalkan kapasitas penumpang. Konsekuensinya tentu terletak pada keleluasaan kaki penumpang yang direnggut, tentu dengan biaya tiket yang lebih terjangkau. Masalahnya, penumpang jadi merasa tidak nyaman dan akhirnya rela membayar tiket lebih mahal ketika ada maskapai berbiaya rendah lain yang mampu menyediakan kursi selega maskapai berbiaya penuh.

Solusi menyelamatkan bisnis maskapai berbiaya rendah dan menjaga keterjangkauan tiket

Di tengah dunia yang terus berubah dan hari di kalender yang isinya tidak hanya hari Sabtu, Minggu, serta musim liburan, maskapai berbiaya rendah perlu memastikan operasional mereka seefisien mungkin tanpa mengorbankan kenyamanan dan keselamatan penumpang.

Memilih armada yang lebih kecil dan memaksimalkan daya tampung

Ketika skala bisnis belum sebesar pemimpin pasar dan perlu menyamakan seri armada, bukan berarti harus sama sampai ke variannya. Secara umum memang varian yang dipakai oleh pemimpin pasar lebih ekonomis, tetapi jika kursinya penuh. Maskapai boleh saja melirik varian dengan kursi lebih sedikit, misalnya Boeing 737-700 atau 737 MAX 7, juga Airbus A319, daripada membiarkan kursi kosong melompong. Jika memesan armada baru, mengurangi seat pitch perlu diiringi dengan desain kursi yang lebih ergonomis sedemikian rupa agar mengurangi dampak pada legroom.

Melakukan konsolidasi bisnis antarsesama maskapai berbiaya rendah

Biaya kantor pusat dan fasilitas pelatihan adalah contoh biaya tetap dan semivariabel dalam bisnis penerbangan yang dapat dibagi ke lebih banyak kursi jika ukuran bisnisnya lebih besar. Kursi-kursi kosong dapat dikurangi untuk penerbangan dengan rute sama dan waktu berdekatan selama kualitas layanannya sama. Belum lagi, di kala tidak ramai, dua penerbangan dengan armada lebih kecil dapat disatukan ke satu armada lebih besar untuk efisiensi sekaligus mengurangi kursi kosong, misalnya dua Boeing 737-700 disatukan ke dalam satu Boeing 737-900ER.

Hal ini dapat dilakukan jika pengusaha yang memiliki maskapai berbiaya rendah dengan ukuran lebih kecil mau bersatu dalam wadah yang sama agar punya skala bisnis yang lebih kompetitif terhadap pemimpin pasar. Menyatukan visi, misi, dan kepentingan yang berbeda pasti sulit, tetapi keadaan keuangan dapat menjadi lebih baik dan berkurangnya biaya yang tidak perlu akhirnya dapat menurunkan biaya tiket itu sendiri. Ditambah lagi, tentunya punya kekuatan lebih soal diskon beli atau sewa armada.

Nah, kalau sudah besar, selanjutnya maskapai bisa mengatur strategi berapa pesawat yang harus dibeli dan disewa. Unit tidak harus berada dalam kondisi baru, unit bekas yang masih layak dipakai, berusia muda, dan tidak rewel soal perawatan bisa jadi pilihan. Maskapai punya kekuatan lebih menyesuaikan armadanya agar fiturnya berfokus pada keamanan dan keselamatan, mudah dan murah dalam pengadaan dan perawatannya, serta bisa mengorbankan aspek estetika dan kenyamanan yang tidak penting-penting amat. Dengan demikian, modal yang sama bisa mengadakan lebih banyak armada dan penerbangan.

Tidak asal menyasar tujuan gemuk dan berkolaborasi dengan industri terkait

Analisis perbandingan antara permintaan dan penawaran perlu terus dilakukan oleh maskapai agar bisa berfokus masuk ke pasar dengan permintaan yang jika tidak lebih besar, setidaknya penawarannya masih belum berlebih secara signifikan. Masuk dengan intensitas terbatas pada hari dan jam tertentu saja tidak masalah daripada melahirkan kursi-kursi kosong. Hal ini bisa memaksimalkan keuntungan dibandingkan terhadap terlalu berfokus pada destinasi ramai nan terkenal.

Rute internasional ke destinasi dengan bandara sekunder atau kota yang tetap menjanjikan secara bisnis meskipun tidak seramai kota utama juga dapat dipertimbangkan. Bersamaan dengan strategi ini, komunikasi dengan penyelenggara jasa tur dimungkinkan untuk mempercepat keterisian kursi jika dibandingkan terhadap mengharapkan satu persatu penumpang individu. Sekali lagi, untuk bandara dengan lebih dari satu terminal, maskapai perlu memaksimalkan penggunaan terminal yang lebih murah biayanya.

Maskapai juga dapat mempelajari pola transit yang banyak dilakukan penumpang selama ini. Jangan-jangan masih ada dua destinasi gemuk yang selama ini banyak diterbangi, tetapi belum terhubung langsung karena polanya selalu transit di destinasi gemuk lain. Sekali lagi, rute bisa disediakan di hari dan jam tertentu saja, bahkan jika perlu menjadi alternatif di jam yang kurang ideal selama ada permintaan dan bisa membuat harga tiket menjadi lebih murah.

Menyediakan layanan dan mencari sumber pendapatan lain yang masih bisa diharapkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun