DAMPAK KEBIJAKAN BARU MENTERI KEUANGAN Â TERHADAP EKONOMI INDUSTRI INDONESIA
Terus terang saya suka gaya Menteri Keuangan yang baru ini "gaya koboy" katanya.  Menteri Keuangan  mengeluarkan kebijakan terbaru dengan menempatkan dana Bank Indonesia sebesar 200 triliun ke lima Bank Himbara, plus Bank Syariah Indonesia, saya yakin menkeu telah membaca times series dan tren pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk pasar di dalam negeri.JANGKA PENDEK (1-2 Tahun)
Dampak jangka pendek umumnya bersifat positif dan langsung terasa, bertujuan untuk stimulus ekonomi, dengan memperbaiki likuiditas perbankan, agar mendorong kredit investasi dan modal kerja.
LIKUIDITAS Â DAN AKSES KREDIT
Bank BUMN mendapatkan dana murah dan jangka panjang dari Bank Indonesia, Â Dana ini kemudian disalurkan sebagai kredit kepada sektor-sektor industri prioritas (seperti manufaktur, agroindustri, infrastruktur).
Perusahaan-perusahaan industri, terutama yang berukuran besar dan menengah, akan lebih mudah mendapatkan pinjaman untuk kredit modal kerja (membeli bahan baku, membayar gaji) dan kredit  investasi (ekspansi pabrik, pembelian mesin baru). Ini mendorong produksi tetap berjalan dan bahkan meningkat
SUKU BUNGA KOMPETITIF
Karena sumber dananya murah dari Bank Indonesia, meskipun juga tidak gratis, bank BUMN  memiliki cukup banyak  ruang untuk menurunkan suku bunga pinjaman mereka kepada debitur.
Biaya modal untuk industri akan cenderung menjadi lebih rendah. Hal ini meningkatkan profitabilitas perusahaan dan mendorong mereka untuk mengambil lebih banyak proyek investasi yang sebelumnya terhambat oleh biaya pinjaman dan bunga yang tinggi
STIMULUS SEKTOR PRIORITAS
Bank Indonesia biasanya memberi syarat bahwa dana ini harus disalurkan ke sektor-sektor yang menjadi prioritas pemerintah, seperti:
Â
Industri Pengolahan (Manufaktur):
Otomotif, elektronik, makanan dan minuman. Perkebunan kelapa sawit, karet, pengolahan hasil pertanian. Proyek-proyek nasional seperti jalan tol, pelabuhan, smelter.
 Sektor-sektor ini mendapatkan "dorongan" atau stimulus, mempercepat pemulihan dan pertumbuhannya pasca-pandemic atau dalam situasi perlambatan ekonomi, meskipun menurut Menkeu indikator pertumbuhan dan indeks persepsi konsumen sedang tumbuh.