Mohon tunggu...
CEO Business
CEO Business Mohon Tunggu... mahasiswa

saya suka isu-isu yang trending, dan menyajikan konten pendek yang informatif

Selanjutnya

Tutup

Home

Memaknai Umur Senja

24 Juni 2025   15:41 Diperbarui: 24 Juni 2025   15:41 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini berbanding terbalik dengan negara jepang, berdasarkan data Jumlah Lansia Di Jepang Cetak Reor Tertinggi, Sepertiga Populasi Diatas 65 Tahun (n.d.) kementerian dalam negeri dan komunikasi jepang mengatakan pada hari Minggu, bahwa kaum lanjut usia diperkirakan berjumlah 29,3 persen dari populasi, proporsi yang lebih tinggi daripada negara atau kawasan lain dengan lebih dari 100.000 orang. 

Sekitar 20,53 juta dari mereka yang berusia 65 tahun atau lebih adalah wanita, sementara 15,72 juta adalah pria, kata kementerian tersebut.

Dibalik data yang menyatakan bahwa jepang merupakan negara dengan jumlah lansianya tertinggi di dunia. Namun, mereka sangat mengormati, merawat, dan melibatkan lansia dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan negara jepang masih mempekerjakan orang-orang lansia. Jarang sekali para lansia di jepang terlantar disebabkan oleh faktor kemiskinan.

Dalam budaya jepang, konsep "oyakk" (berbakti kepada orang tua) sangat dijunjung tinggi. Lansia diperlakukan dengan penuh hormat, bahkan di ruang publik. Anak-anak diajarkan sejak kecil untuk menghormati orang tua dan kakek nenek mereka.

Selain itu, hal yang menarik dari pemerintah jepang adalah mengadakan program kerja paruh waktu atau sukarela lansia yang ingin tetap konstribusi. Bukan hanya itu pemerintah jepang juga mengadakan program layanan kesehatan yang dikhususkan bagi para lansia, berupa layanan kesehatan dan perawatan lansia yang cukup maju.

Layanan kesehatan dan perawatan yang cukup maju ini berupa ''kaigo hoken'' yang membatu pembiayaan perawatan lansia, panti jompo modrn dan home care system, pemerintah jepang juga mengadakan teknologi robotik untuk mendukung perawatan lansia yang kesepian atau memiliki keterbatasan fisik. Inilah yang menyebabkan banyak lansia jepang masih aktif bekerja atau melakukan kegiatan sosial meski sudah pensiun. Mereka percaya bahwa tetap produktif dapat menjaga kesehatan fisik dan mental. 

Tapi dibalik segala fasilitas yang modrn dan tercukupi untuk para lansia dijepang, kesepian dan isolasi sosial menjadi tantangan sendiri, karena banyak dari anak-anak mereka bekerja dikota lain atau sibuk dengan dunia mereka. Sehingga orang tua, kakek nenek mereka yang sudah memasuk kategori umur lansia, tinggal sendiri tanpa ditemani oleh siapapun. 

Dari faktor tersebut, dijepang terdapat satu fenomena yang mana fenomena ini, menjelaskan terdapat lansia yang kematiannya tidak diketahui selama berhari-hari bahkan ada kematiannya baru diketahui dalam jangka waktu berminggu-minggu dan fenomena ini disebut fenomena ''kodokushi''. 

 

Jika dibandingkan antara Indonesia dan Jepang, hal ini merupakan perbandingan yang sangat jauh, di Indonesia masih banyak lansia yang tidak mendapatkan fasilitas jaminan kesehatan atau fasilitas lainnya yang mendukung kesehatan hari tua mereka, sebab itulah banyak lansia yang terabaikan masa tuanya begitu saja. 

Berbanding terbalik dengan jepang yang telah menyediakan beberapa fasilitas yang mendukung baik dari segi kesehatan, segi keterlibatan para lansia terhadap pembangunan negara, dan fasilitas lainnya yang mendukung hari tua mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun