Mohon tunggu...
Cleo ZafranAlveaho
Cleo ZafranAlveaho Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Berinovasi sekreatif mungkin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Buruk Rupa Penuh Cinta

23 Mei 2024   21:06 Diperbarui: 23 Mei 2024   21:17 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebuah desa kecil di kaki gunung, hiduplah seorang wanita buruk rupa bernama Siti. Wajah Siti penuh bekas luka bakar yang mengerikan, sisa dari kebakaran dahsyat yang terjadi lima belas tahun lalu. 

Dalam kebakaran itu, ia mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan putranya yang masih bayi, Amir. Malangnya, setelah kebakaran, Siti terpisah dari Amir dan dianggap meninggal oleh penduduk desa.

Amir yang masih bayi ditemukan oleh seorang tetangga, Bu Ratna, yang merawatnya dengan penuh kasih sayang. Amir tumbuh menjadi seorang pemuda tampan, namun ia tidak pernah tahu siapa ibu kandungnya. 

Siti, yang selamat dari kebakaran, memilih untuk hidup menyendiri di pinggiran desa, jauh dari keramaian. Meskipun begitu, ia selalu memperhatikan Amir dari kejauhan, memastikan anaknya tumbuh dengan baik.

Penduduk desa sering berbicara tentang wanita buruk rupa yang tinggal di pinggiran desa. Mereka menyebutnya penyihir dan menghindarinya. Amir, yang tumbuh dengan cerita-cerita ini, juga merasa ngeri dan penasaran dengan wanita tersebut.

Suatu hari, banjir besar melanda desa. Sungai yang mengalir di sekitar desa meluap, merendam rumah-rumah dan membuat banyak penduduk terjebak. Siti, tanpa ragu, segera mengambil perahu kecil miliknya dan berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin orang. Ketika ia sampai di rumah Bu Ratna, ia menemukan Amir terjebak di dalam rumah yang hampir tenggelam.


Siti berhasil menyelamatkan Amir dan membawanya ke tempat aman. 

Amir, yang marah dan takut, berteriak, "Mengapa kau menyelamatkanku? Aku tidak butuh bantuan dari penyihir seperti kau!"

Siti hanya diam dan menatap Amir dengan mata penuh cinta. 

"Karena aku mencintaimu, Nak," jawabnya lembut sebelum kembali menyelamatkan orang lain.

Setelah banjir surut, Amir merasa gelisah. Rasa penasaran dan kebingungan menggerogotinya. Ia mulai bertanya-tanya kepada orang-orang tua di desa tentang wanita buruk rupa itu. Akhirnya, ia mendengar cerita dari seorang tetua desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun