Mohon tunggu...
Kang Galuh
Kang Galuh Mohon Tunggu... -

Senang mengamati. Mengulik-ngulik hikmah di balik peristiwa. Suka menyambungkan apa-apa yang ngga nyambung. http://kanggaluh.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Cinta Sepanjang Lagu

4 Desember 2017   07:32 Diperbarui: 4 Desember 2017   08:28 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi love songs (sumber: pixabay.com)

Siapa yang tidak pernah jatuh cinta? Hampir semua orang pernah jatuh cinta. Pertanyaan berikutnya, siapa yang punya lagu cinta? Hampir semua orang juga punya. Lagu-lagu yang mengiringi jalannya cerita cinta. Coba ingat-ingat lagunya. Sudah? Sekarang, ingat-ingat liriknya. Mereka bercerita. Cerita tentang kisah ini.

Ceritanya diawali dari sebuah rasa yang dirahasiakan. Sebuah rasa yang disimpan sendiri. Diam-diam. Tidak ada satu orang pun yang tahu. Sebuah rasa yang hanya disimpan dalam hati. Sungguh-sungguh tanpa diketahui. Mungkin istilah jaman sekarang baper. Terbawa perasaan. Mungkin juga tidak. Who knows? Dan selama tidak terungkap, bisa jadi itu selamanya akan jadi rahasia. Rahasia hati. Yang pasti, kadang merasa ada harapan. Tapi kadang merasa jauh. Ragu-ragu. Ya atau tidak.

Menyimpan perasaan, dekat dengannya, tapi tidak tahu sebagai apa. Mungkin dianggapnya hanya sebagai sahabat terbaik, tapi bukan itu yang dimau sebenarnya. Setia menemani. Membantunya. Tanpa tahu bahwa harapannya berbeda dengan apa yang ada dibenaknya. Bahwa dibalik semua itu, ia melakukannya dengan cinta.

Sampai saat akhirnya perasaan itu tersampaikan, mereka selalu bersama. Tapi tak bisa bersatu. Seperti sepatu. Kanan dan kiri. Mereka sadar ingin bersama, tapi tak bisa apa-apa. Saling sentuh pun tak berdaya. Saat berdua, semua terasa lengkap. Tapi sedih pada saat berada di rak berbeda.

Validasi. Syarat yang diajukannya. Katanya, perasaan itu harus divalidasi. Berikan ruang sendiri. Biar tahu seberapa besar rasa yang dipunya. Sekali, dua kali, sampai benar-benar yakin, memang sebesar itulah rasa yang dipunya. Tidak perlu lagi ruang sendiri. Tidak ingin lagi ruang sendiri. Tidak perlu lagi tahu rasanya sepi.

Karena sekarang, semua menjadi lebih indah. Semua terasa begitu sempurna. Merasa utuh untuk menjalani hidup. Karena yang terbaik ada disini.


Cinta, membuat berani. Membuat takkan berdiam diri. Sampai dimengerti. Bahwa dirinyalah yang sempurna. Tidak tahu kemana takdir akan membawa. Tapi kita akan tahu suatu saat nanti. Mungkin takdir akan membawa untuk hidup bersama. Seperti kisah dongeng yang nyata. Dan sekuntum bunga untuknya. Karena mereka bersama. Karena ia mencintainya.

Tidak terasa, ratusan hari terlewati. Ratusan hari bersama-sama. Ratusan alasan ia dapatkan. Bahwa ia berharga. Bahwa ia cahaya. Seandainya ia pegang kendali atas cahaya, akan ia pastikan jalannya terang. Untuknya mudah melangkah.

Tetap disini, jangan kemana-mana, jangan pergi. Say you won't let go. Begitu katanya. Terasa sangat menyenangkan mendengar kalimat itu.

Dimana saja sih selama ini? Kenapa baru ketemu sekarang? Berasa salah sudah melewatkan. Tapi tetap dia yang terhebat.

Kadang pertanyaan-pertanyaan itu muncul. What's this life anyway? What's it to you and me? What's it to anyone? Who are we supposed to be? Ingin rasanya buat cerita baru. Write me away from here. I need a different now. Dimana semua kenyataan akan berbeda. Where we can wear each other for a while. I'll lend you my tears if I could borrow your smile. We'll get through tomorrow somehow today. Happy after. Once upon these days.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun