Mohon tunggu...
Kang Galuh
Kang Galuh Mohon Tunggu... -

Senang mengamati. Mengulik-ngulik hikmah di balik peristiwa. Suka menyambungkan apa-apa yang ngga nyambung. http://kanggaluh.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakah Anda Tahu Potensi Anda?

1 Oktober 2017   22:09 Diperbarui: 1 Oktober 2017   22:20 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pixabay.com

Cerita tentang interview yang gagal

Saya pernah tes untuk bekerja di salah satu perusahaan konstruksi di Jakarta. Waktu itu posisi yang ditawarkan adalah untuk posisi staff mechanical engineering, teknik mesin. Dan biarpun saya seorang lulusan teknik mesin, tapi saya tidak menguasai hampir seluruh mata kuliah yang diajarkan, hahaha... Kayaknya susah sekali dulu waktu kuliah.

Jadi ceritanya pada saat tes itu, saya tidak bisa menjawab 100% soal-soal teknik mesin yang diberikan. Kalau tidak salah soalnya tentang mesin pendingin dan hal-hal berbau konversi energi yang paling menjadi kelemahan saya. Jadi jawaban saya pada saat itu tidak ada sama sekali. Blank. Tidak satu pun soal yang saya isi. Pasrah aja lah, saya pikir. Ga bakal diterima ini mah.

But, you know what? Saya diterima! Saya ingat sekali pada saat ditanya pada saat sesi wawancara, kenapa soalnya tidak dijawab, saya bilang tidak ngerti. Dan untungnya, pada saat bekerja tidak ada kendala yang berarti. Semua tugas bisa saya selesaikan dengan baik.

Ada juga cerita tentang seorang pelamar kerja yang pada saat diwawancara tidak bisa menjawab apapun. Dia tidak bisa menjawab dengan memuaskan. Dia pun pulang dengan lesu. Tidak ada harapan, pikirnya. Tapi, besok paginya, dia mendapat kabar bahwa ia diterima bekerja di tempat ia wawancara kemarin!

Kadang kita tidak tahu potensi kita tapi orang lain tahu

Dua cerita diatas mirip. Memiliki kesamaan. Keduanya sama-sama tidak terduga. Apa yang saya pikir akan gagal, ternyata diterima. Dan tidak ada masalah berarti pada saat bekerja. Pun begitu dengan kasus kedua. Walaupun menurutnya wawancaranya gagal, tapi ia tetap diterima bekerja.

Pada saat ia tanyakan pada orang yang menerimanya bekerja, ia diberi tahu bahwa ia punya potensi. Ia tidak sadar. Tapi pewawancara itu bisa melihat. Ia bisa menilai bahwa orang yang sedang diwawancarainya itu punya potensi. Kita sering merasa tidak pede, tidak yakin, bahwa kita bisa. Kita merasa kita tidak bisa apa-apa. Tapi orang lain bisa melihat apa yang tidak kita lihat.

Orang lain saja percaya sama kita, mengapa kita tidak?

Pada saat diterima bekerja, orang lain percaya sama kita. Mereka percaya bahwa kita bisa mengemban tanggung jawab itu. Bahwa kita mampu. Yang perlu kita lakukan hanyalah ikut percaya bahwa kita bisa. Merasa bingung dan ragu apakah kita bisa atau tidak, karena melihat hasil tes dan wawancara, itu wajar. Tapi coba pikir, orang lain yang melihat saja percaya pada kita, kenapa kita tidak?

Yang perlu kita lakukan adalah membuktikan bahwa mereka benar. Mereka memberi kepercayaan pada orang yang tepat. Carilah apa yang mereka lihat dalam diri kita dan keluarkan. Kita harus yakin kita bisa. Kalau perlu, tanyakan pada orang lain, apa potensi kita. Mintalah bantuan pada orang-orang yang mengenal kita. Karena biasanya orang lain lebih bisa melihat potensi kita dibanding diri kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun