Di bak kamar mandi ia menggerutu "sepertinya aku gak bisa melakukan apapun dengan benar" saat ia main kapal-kapalan dari kertas. Kapal itupun tenggelam.
Charlie selalu tak percaya diri, jalan kemana saja selalu menunduk. Teman-temannya mengolok-ngolok sebagai pecundang. Ia geram!
"Aku akan tunjukkan, aku bisa!" kata suara hati
Suatu hari ia ikut lomba mengeja di kelas dan menang. Pada lomba yang sama di tingkat sekolah, ia menang lagi. Charlie lega, ia mampu menunjukkan kemampuan.
Seminggu kemudian, seluruh kawannya membujuk agar mengikuti lomba nasional mengeja. Charlie tak mau tampil. Akhirnya Lucy berhasil merayunya agar ikut lomba.
Namun kali ini Charlie kalah. Ia mengurung diri, pundung (bahasa Sunda). Linus kawannya berkata sewaktu bangun tidur "aku mengerti perasaanmu, tapi tahukah kau Charlie? Dunia takkan runtuh!"
Charlie mengangkat mukanya, keluar kamar. Semua kawan senang. "Welcome home Charlie!" kata Lucy
Itulah cuplikan film animasi Charlie dalam A Boy Named Charlie Brown, arahan sutradara Bill Melendez. Berani menerima kekalahan. Berani menjalani hari demi hari setelah kekalahan adalah kemenangan. Kita menang jika bisa menghargai kekalahan
Segala sesuatu tidak didapat secara instan, perlu daya juang untuk meraih kemenangan.
Dear adik pelajar,
Milikilah ke-6 prinsip dan langkah sederhana di atas. Setelah itu bersiaplah memasuki babak baru mengarungi arung jeram kehidupan. Anda akan disibukkan pekerjaan. Pekerjaan membuka wawasan.
Pengalaman menjadi cerita asyik dikenang. Ciptakan kisah indah. Suatu hari anda akan bercerita, itu hanyalah sebuah kerikil di lautan pasir.