Setiap kembali ke kantor sore hari, managerku selalu bertanya 'how many leads you got? Pertanyaan yang selalu dilontarkan sepulang sales call. Mencari leads artinya sama dengan blusukan dari kantor ke kantor untuk mendapatkan bisnis.
Sales call ialah salah satu tugas tatap muka bagi tim marketing hospitality. Bertatap muka dengan pelanggan sembari mengenalkan produk hotel. Tidak selalu mengenalkan produk hotel semata, dapat juga menjalin hubungan baik yang berkesinambungan.
Sales call untuk membina hubungan baik
Mengunjungi perusahaan satu persatu memerlukan mental yang tangguh. Disaat panas terik kawan-kawan bekerja dalam ruangan ber-AC, tim marketing berkeliling door to door menjumpai pelanggan.
Dikala kebosanan menerpa datang juga teman malas. Jika sudah duduk lupa berdiri. Karena jengah kami berlima pernah kabur ke Ancol dikala jam sales call. Duh. Kalau saja tertangkap bos. Once in the blue moon, pikirku. Maafkan ya bos.
Kehebatan berinteraksi dengan para pelanggan menonjolkan suatu ketrampilan. Itu sebabnya seorang penjual produk hotel harus memiliki gairah prima. Kegairahan yang dapat menarik peruntungan bisnis.
Industri hotel terus menerus menyesuaikan diri di era digital marketing ini. Namun demikian, hotel-hotel masih menerapkan cara tradisional. Antara lain melalui temu muka, cara membina hubungan baik dengan pelanggan. Ini yang membangkitkan daya jual.
Sales call di kota-kota besar sebagai acuan
Memahami seluk beluk kota Jakarta dapat dijadikan tolok ukur kepiawaian sales hotelier. Apabila kita telah paham market area Jakarta maka sales call di kota-kota lainnya teratasi dengan mudah.
Kesempatan sales trip ke Jakarta antara lain cara mengenali medan tempur. Paham ruas jalan dan lokasi gedung-gedung perkantoran. Selain disiplin tepat waktu, pahami juga gaya hidup orang kantoran yang memiliki kesibukan luar biasa.