Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Guruku, Ibu dan Ayahku

14 April 2018   21:32 Diperbarui: 14 April 2018   21:44 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: http://www.erfan.ir)

Guruku, masih kurasa kehangatan cintamu. Sehangat cinta yang diberikan ibu dan ayahku. Kehangatan cinta, yang selalu mereka berikan, di kala dinginnya hati hampir membekukan jiwaku.

Kasih sayangmu seperti kasih sayang ibu dan ayahku. Kasih sayang, yang selalu mereka curahkan tanpa sedikit pun mengenal waktu.

Suara lembutmu masih terngiang di telingaku. Seperti suara lembut yang keluar dari mulut ibu dan ayahku. Suara lembut, yang mampu meluluhkan kerasnya hatiku.

Guruku, kesederhanaanmu seperti kesederhanaan yang ditunjukkan ibu dan ayahku. Kesederhanaan, yang mampu meluluhkan benih-benih keangkuhan dalam diriku.

Senyumanmu seperti senyuman yang selalu diberikan ibu dan ayahku. Senyuman tulus, yang mampu mengusir segala kegundahan di hatiku.

Guruku, kekhawatiranmu seperti kekhawatiran ibu dan ayahku. Kekhawatiran, akan derasnya arus zaman yang bisa menyeretku, lalu menenggelamkanku.

Harapanmu seperti harapan ibu dan ayahku. Harapan akan kesuksesan dan kebahagiaan masa depanku. Kesuksesan dan kebahagiaan, yang senantiasa mendekatkan diriku kepada Tuhan penciptaku.

#CG @Karawang, 14-04-2018

#CurahanHatiMuridTentangGurunya

#PerpisahanSekolah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun