Mohon tunggu...
Cayzalea shabirah khalish
Cayzalea shabirah khalish Mohon Tunggu... siswa man 1 jember

saya suka membuat karya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Sistem Pemerintahan, Sosial, Ekonomi, dan Kebudayaan Kerajaan Singasari pada Masa Hindu-Buddha

25 Oktober 2024   17:12 Diperbarui: 25 Oktober 2024   17:29 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Asal-usul berdirinya

Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 M, yang dikenal sebagai tokoh legendaris dalam sejarah Nusantara. Ken Arok memulai perjalanan kariernya dari latar belakang yang sederhana sebagai seorang rakyat biasa. Namun, ambisi dan kemampuannya yang luar biasa membawanya ke puncak kekuasaan. Ken Arok berhasil merebut kekuasaan dari Tunggul Ametung, penguasa Tumapel, dengan membunuhnya menggunakan keris Mpu Gandring yang terkenal karena kutukannya. Setelah peristiwa ini, Ken Arok menikahi Ken Dedes, istri Tunggul Ametung, yang kemudian memantapkan kekuasaannya di wilayah Tumapel.

Pada tahun 1222, setelah mengalahkan Kerajaan Kediri dalam pertempuran di Ganter, Ken Arok mendirikan Kerajaan Singasari dan menobatkan dirinya sebagai raja pertama. Nama Singasari sendiri diambil dari nama sebuah wilayah yang berada di dekat Tumapel. Berdirinya Singasari menandai pergeseran kekuasaan di Jawa Timur, dan sejak saat itu, kerajaan ini berkembang pesat dalam bidang politik, ekonomi, dan budaya, terutama di bawah pemerintahan Raja Kertanegara.

Di bawah Raja Kertanegara, Singasari mencapai puncak kejayaannya dengan melakukan ekspansi besar-besaran, baik ke dalam maupun luar wilayah Nusantara. Kerajaan ini berhasil memperluas pengaruhnya hingga wilayah Melayu dan menguasai jalur perdagangan strategis, sehingga Singasari menjadi salah satu kerajaan besar di Nusantara sebelum akhirnya runtuh dan digantikan oleh Kerajaan Majapahit.

Sistem pemerintahan Kerajaan Singasari

Kerajaan Singasari mengalami perkembangan politik yang pesat, terutama di masa pemerintahan Raja Kertanegara. Perkembangan ini terlihat baik dari segi politik domestik maupun politik luar negeri. Dalam politik domestik, Raja Kertanegara melakukan langkah-langkah seperti mengganti pejabat-pejabat penting yang membantunya. Untuk memperkuat posisinya, ia juga memanfaatkan pernikahan politik serta memperkuat angkatan perang.

Sementara itu, dalam politik luar negeri, Raja Kertanegara melakukan Ekspedisi Pamalayu yang bertujuan menguasai Kerajaan Melayu sekaligus melemahkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya. Di samping itu, Kertanegara juga berhasil memperluas wilayah kekuasaannya dengan menguasai Sunda, Bali, Kalimantan, dan Malaka.

Sistem ekonomi Kerajaan Singasari


Informasi dari prasasti peninggalan Kerajaan Singasari serta catatan dari sumber asing hanya sedikit yang menjelaskan detail kehidupan ekonomi kerajaan ini. Namun, berdasarkan letak geografisnya, Kerajaan Singasari berada di sekitar lembah Sungai Brantas yang terkenal subur. Dengan kondisi tersebut, masyarakat Singasari diduga sangat mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber utama mata pencaharian.

Selain pertanian, Sungai Brantas juga memiliki peran penting dalam mendukung sektor perdagangan, baik bagi rakyat maupun penguasa Singasari. Dalam Kitab Negarakertagama, Pararaton, dan laporan dari Tiongkok, disebutkan bahwa masyarakat Singasari terbagi menjadi kelas atas yang terdiri dari keluarga kerajaan dan bangsawan, serta kelas bawah yang mencakup rakyat biasa. Ada juga kelompok keagamaan yang dihormati, yaitu para pendeta Hindu dan Buddha. Kondisi sosial-ekonomi masyarakat Singasari mengalami fluktuasi tergantung dari raja yang memerintah.

Di bawah pemerintahan Ken Arok (1222-1227), yang merupakan pendiri sekaligus raja pertama Singasari, masyarakat hidup dalam kemakmuran dan kesejahteraan. Namun, saat masa pemerintahan Anusapati (1227-1248), perhatian terhadap kesejahteraan rakyat menurun karena sang raja lebih sibuk dengan kebiasaan berjudi, mabuk, dan sabung ayam. Ketika Wisnuwardana (1248-1268) memimpin, kehidupan ekonomi masyarakat mulai membaik, dan kerajaan kembali mengalami kesejahteraan. 

Puncak kejayaan ekonomi Kerajaan Singasari terjadi di masa Raja Kertanegara (1268-1292). Di bawah kepemimpinannya, Singasari berkembang pesat dalam perdagangan dan pelayaran dengan komoditas utama seperti beras, emas, kayu cendana, dan rempah-rempah. Pada masa ini, Singasari berhasil menguasai jalur perdagangan strategis dari Selat Malaka hingga Kepulauan Maluku, memperkuat posisinya sebagai pusat perdagangan regional yang makmur.

Sistem sosial Kerajaan Singasari

Sistem sosial Kerajaan Singasari sangat dipengaruhi oleh ajaran agama Hindu serta kepercayaan asli masyarakat setempat. Karena itu, sistem sosial Singasari mengadopsi struktur kasta yang umumnya dikenal dalam ajaran Hindu. Pembagian kasta ini meliputi kelas atas yang terdiri dari raja, keluarga kerajaan, serta bangsawan, sementara rakyat biasa berada di lapisan bawah. Kehidupan sosial masyarakat Singasari diwarnai oleh nilai-nilai keagamaan yang mencakup peran penting pendeta Hindu dan tokoh keagamaan lain yang dihormati dalam masyarakat.

Memahami kehidupan sosial di Kerajaan Singasari yang bercorak Hindu ini memberikan wawasan yang lebih luas tentang budaya dan sejarah Indonesia. Kerajaan ini berhasil membangun kekuatannya dan menunjukkan keunggulan di berbagai aspek, sehingga membantu kita memahami perkembangan sejarah Nusantara di masa lampau serta peran Singasari dalam membentuk identitas budaya dan sosial Indonesia.

Sistem Kebudayaan Kerajaan Singasari


Kehidupan budaya di Kerajaan Singasari tergolong sangat maju dan beragam. Hal ini tercermin dari berbagai prasasti, patung, dan candi yang ditinggalkan sebagai bukti kejayaan Singasari. Beberapa peninggalan terkenal dari kerajaan ini adalah Candi Singosari, Candi Jago, dan Candi Kidal. Selain itu, terdapat juga Patung Ken Dedes yang dianggap sebagai simbol Dewi Kesuburan dan Patung Tarumanegara yang memiliki nilai sejarah tinggi. Berbagai peninggalan ini mencerminkan keahlian seni dan budaya yang berkembang pesat di masa itu.

Berikut ini beberapa peninggalan Kerajaan Singasari yang masih dapat ditemukan hingga kini:

1. Candi Singosari

gramedia.com
gramedia.com

   Candi Singosari terletak di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, di lembah antara Pegunungan Arjuna dan Pegunungan Tengger. Candi ini merupakan tempat pendharmaan bagi Raja Kertanegara. Beberapa sumber menyebutkan bahwa candi ini mungkin belum selesai dibangun sepenuhnya.

2. Prasasti Mula Malurung

sindonews.com
sindonews.com

   Prasasti Mula Malurung adalah salah satu bukti penting dari Kerajaan Singasari. Prasasti ini berupa lempengan tembaga yang dikeluarkan oleh Kertanegara saat ia masih menjabat sebagai raja muda. Prasasti ini juga berfungsi sebagai piagam pengesahan untuk Desa Malurung dan Desa Mula.

3. Candi Kidal

gemasulawesi.com
gemasulawesi.com

   Candi Kidal didirikan sebagai penghormatan terakhir bagi Raja Anusapati. Anusapati meninggal akibat pembunuhan yang dilakukan oleh Tohjaya, dan kisah kematiannya dikaitkan dengan kutukan keris Mpu Gandring. Candi ini menjadi bukti nyata keberadaan dan kejayaan Kerajaan Singasari di wilayah Jawa Timur.

Selain itu, masih ada berbagai peninggalan lainnya yang memperkaya budaya dan sejarah kerajaan ini, menunjukkan keunggulan Singasari dalam bidang seni dan arsitektur serta pengaruhnya yang besar di Nusantara pada masa itu

Sumber : 

https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/23/170000279/kehidupan-ekonomi-dan-sosial-kerajaan-singasari

https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/mengenal-kehidupan-sosial-kerajaan-singasari-sebagai-kerajaan-kuno-di-jawa-20LGOAMlx9e

https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-kerajaan-singhasari/

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun