Bila kita mau memandang dari satu sisi itu memang benar, kebijakan penyeragaman adalah hal yang baik. Namun sadarkah kita bahwa ternyata kita sendirilah yang telah membatasi kreativitas anak-anak itu. Sekarang rasanya semua orang berlomba-lomba untuk memotivasi anak muda untuk berpikir kreatif.Â
Ayo, ciptakan sesuatu yang baru, bikin inovasi, jadi enterpreneur muda, jangan selalu bercita-cita jadi ASN (yang identik dengan pakaian seragam juga), biar tidak kalah saing dengan negara lain.
Bukan bermaksud pesimis, tapi hal itu akan sangat sulit. Kenapa? Ya karena sejak kecil mereka sudah 'dipaksa' seragam. Sistem menciptakan sebuah 'cetakan' yang rigid. Jangan heran jika kemudian cita-cita anak-anak juga relatif sama. Mau jadi dokter, insinyur, guru, polisi, pilot, atau tentara.Â
Mereka sulit untuk menemukan dirinya sendiri dengan segala keunikan yang membedakan mereka dari orang lain. Seolah-olah menjadi berbeda adalah hal yang menakutkan. Jelas saja, karena persoalan pakai kaos kaki dengan warna selain putih saja bisa berisiko kena hukuman oleh guru.
Saya pernah membaca sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa orang-orang Asia cenderung memiliki kepribadian dan cara berpikir yang relatif sama dengan lingkungannya. Jika dia lahir di keluarga yang religius, maka anak itu pun akan tumbuh menjadi seorang yang religius pula. Sangat mudah diidentifikasi.Â
Berbeda dengan negara-negara barat, dimana setiap orang bisa punya kepribadian yang sangat beragam, walaupun mereka dibesarkan di lingkungan yang sama. Hal ini berangkat dari pola asuh kita yang memang sangat berbeda dengan mereka.
Setiap anak diberikan pemahaman bahwa mereka adalah seorang pribadi mandiri yang berbeda dari manusia manapun di dunia ini. Tidak ada manusia lain yang persis sama seperti dia. Karena itu dia adalah unik, berbeda, dan punya sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain.Â
Jadi jangan heran bila kemudian anak-anak ini akan tumbuh menjadi orang dewasa yang pintar berinovasi dan unggul dari orang lainnya. Keseragaman belum tentu baik, karena sejatinya kita diciptakan dalam keberagaman.
"The things make me different, are the things that make me" - Winnie The Pooh