Mohon tunggu...
Coretan Dewi Murni
Coretan Dewi Murni Mohon Tunggu... Guru - Dakwah bil hikmah

Negeri berkah dengan syariah dan khilafah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bahaya Liberalisme di Balik Valentine Day

14 Februari 2020   19:44 Diperbarui: 14 Februari 2020   19:48 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perdana Menteri Inggris W.E. Gladstone (1809-1898) yang merupakan orang kafir berkata, "Percuma kita memerangi umat Islam, dan tidak akan mampu menguasainya selama di dalam dada pemuda-pemuda Islam bertengger Alquran. Tugas kita sekarang adalah mencabut Alquran dari hati mereka, baru kita akan menang dan menguasai mereka. Minuman keras dan musik lebih menghancurkan umat Muhammad daripada seribu meriam. Oleh karena itu tanamkan ke dalam hati mereka rasa cinta terhadap materi dan seks."

Melalui sistem sekulerisme, agama dipisahkan dari kehidupan. Alquran dan hadist dijauhkan dari hati dan pemahaman generasi. Alhasil halal haram bukanlah perkara yang diutamakan dalam kehidupan sehari-hari. Kepuasan fisik menjadi tolok ukur dalam standar perbuatan, tidak peduli halal ataukah haram. Tak heran, walau Islam telah mengharamkan aktivitas mendekati zina dalam surah al-Isro ayat 32, hukum tersebut justru diabaikan. Sungguh, sangat membahayakan.

Dengan demikian, untuk menyelamatkan umat khususnya dari generasi dari bahaya liberalisme tidak cukup hanya dengan menolak perayaan V-day. Perlu ada perubahan sistem secara mendasar. Dari sistem sekuler menjadi sistem Islam. Karena sistem sekuler menjadikan Islam tidak boleh diterapkan secara kaffah mengingat prinsipnya bahwa agama tidak boleh disatukan dengan kehidupan. Sehingga, selama tanpa adanya hukum-hukum Islam yang diterapkan, budaya-budaya kufur begitu mudahnya masuk ke negeri-negeri kaum muslimin. 

Tolak V-day!*

Tulisan ini telah dimuat di Pijar News, 14 Februari 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun