Mohon tunggu...
Coretan Dewi Murni
Coretan Dewi Murni Mohon Tunggu... Guru - Dakwah bil hikmah

Negeri berkah dengan syariah dan khilafah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Warisan Islam dalam Dunia Kosmetik dan Kecantikan

5 Februari 2020   20:28 Diperbarui: 6 Februari 2020   18:55 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wanita bertubuh putih, wajahnya bersih, bebas jerawat, glowing dan seterusnya lebih mendapat kedudukan yang lebih baik dibandingkan yang terlahir dengan fisik yang tak seindah mereka.

Akhirnya demi sebuah pengakuan eksistensi diri ditengah-tengah masyarakat atau komunitas, tak sedikit perempuan melakukan upaya-upaya mencantikkan fisik. Belum lagi soal harga yang tidak semua mampu membelinya, maka kosmetik murah dengan hasil yang cepat terlihat sangatlah menggiurkan bagi mereka.

Fenomena besarnya minat produk-produk kecantikan membuat beberapa pengusaha memanfaatkan peluang ini sebagai bisnis yang menggiurkan tanpa memikirkan panjang lebar dampaknya bagi kesehatan.

Dengan modal baskom dan mixer serta belajar otodidak lewat youtube, mereka memproduksi obat-obat kecantikan yang menghasilkan keuntungan hingga miliaran rupiah. Sementara dampaknya sungguh mematikan. Ya, lagi-lagi prinsip ekonomi kapitalisme selalu berlaku; dengan modal sekecil-kecilnya, untung sebesar-besarnya.

Sebenarnya merawat diri bukanlah hal yang salah. Sebaliknya,  justru menjaga kesehatan dan kebersihan diri merupakan perintah dalam islam.  Bersandar pada hadist Rasulullah, beliau bersabda, "Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia".

Dari situlah dapat kita pahami bahwa islampun mendorong umatnya agar menjaga kebersihan rambut, kulit, gigi, wajah dan seterusnya. Belum lagi hadist yang mengatakan bahwa "Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan" sehingga semakin menggerakkan lahirnya penemuan-penumuan yang mempercantik penampilan manusia namun tanpa melanggar syariat.

Mungkin selama ini kita memandang warisan kosmetika dan kecantikan berasal dari dunia Barat. Padahal pada masa kejayaan islam pada abad ke-10 M pengembangan produk kosmetika di dunia islam sudah mulai gencar, yang dilakukan seorang dokter dan ahli bedah muslim di Andalusia yakni al-Zahrawi (936-1013M).

Karyanya yang tertuang  dalam kitab al-Tasreef  menjelaskan pentingnya minyak gosok dan mengupas bahan pembuatannya secara detail. Selain itu ia tuangkan pula cara-cara memperkuat gusi dan memutihkan gigi. Tak hanya soal itu, sebagai seorang muslim ia jelaskan pula cara perawatan kecantikan dalam batas-batas ajaran islam. Kitab al-Tasreef memiliki pengaruh besar di tanah Eropa.

Pada abad ke-12 M, hal semacam krim tangan, pembersih mulut, deterjen yang mengandung wewangian sudah ditemukan pada peradaban  islam di Spanyol.

Dokter muslim lainnya yang berkontribusi dalam dunia kecantikan adalah Ibu Sina (980-1037M). Dalam buku fenomenalnya yang berjudul Canon of Medicine, beliau membeberkan cara-cara perawatan kulit, penyakit kulit serta penyembuhannya. Selain itu, terpapar pula seputar masalah obesitas dan tubuh yang terlalu kurus serta dampaknya bagi penampilan.

Adapun soal dunia parfum yang selama ini dipahami berasal dari kota Paris, Perancis, pada dasarnya yang lebih tepat berasal dari dunia islam. Bermula pada era kekhilafahan abad ke-8 M teknologi indsutri sudah dikembangkan. Sedangkan masyarakat Eropa baru mengenal parfum sekitar abad ke-14.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun