Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Era "Cebong" dan "Kampret" Telah Berakhir

20 Juli 2019   02:26 Diperbarui: 20 Juli 2019   02:36 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: dokumen pribadi)

Kurang lebih 5 tahun di era kepemimpinan Presiden Jokowi, masyarakat seperti "terbelah". Sejak tahun 2014, sebutan "Cebong" untuk pendukung Jokowi. Dan, sebutan "Kampret" untuk pendukung Prabowo sudah menggema di berbagai linimasa. 

Saya sendiri belum mengetahui pasti, siapa yang pertama kali memberikan sebutan tersebut. Tetapi, saya beranggapan masing-masing pendukung Capres yang memberikan sebutan tersebut.Jujur, sebutan tersebut sungguh menjadi makanan sehari-hari di media sosial. 

Bahkan, sebutan tersebut juga menjadi alat  untuk "nyinyir" atau "character asassination" masing-masing pendukung. Bahkan, sepertinya sebutan tersebut menjadi penanda bagi masing-masing pendukung di alam nyata.

Yang menarik adalah sebutan "cebong" dan "kampret" menjadi masyarakat Indonesia terbelah. Meskipun, jurang pemisah itu tidak kentara dalam dunia nyata. 

Namun, kenyataannya sebutan tersebut menjadi perenggang dalam berbagai persahabatan. Juga, sebutan itu justru menjadi sebutan yang sangat membanggakan. Bagi pendukung mania masing-masing Capres di kontestasi Pilpres 2019. Serta, sebutan "cebong" dan "kampret" juga menjadi senjata untuk menyebarkan informasi hoax bagi pihak yang tak bertanggung jawab.  

REKONSILIASI MRT

Setelah keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memutuskan memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, sebutan Cebong dan Kampret masih ada di linimasa. Keadaan masih tegang di antara dua kubu. Ya, ketika Jokowi belum bisa bertemu dengan Prabowo maka situasi politik masih panas.

Namun, ketika geliat rekonsiliasi marak, maka masyarakat benar-benar menunggu momen pertemuan dua anak bangsa tersebut. Dan, pertemuan dua sosok negarawan akhirnya terwujud. Jokowi dan Prabowo bertemu dan berbicara empat mata dalam perjalanan MRT dari Lebak Bulus ke Bundaran HI.

Statement dua sosok negarawan tersebut menjadi penantian panjang masyarakat, khususnya awak media. Prabowo mengucapkan selamat ke Jokowi atas kemenangan di ajang Pilpres 2019. Dan, dua sosok negarawan yang berseteru dalam ajang Pilpres 2019 saling berpelukan layaknya reuni.

Apa yang menarik dari statement Jokowi dalam pertemuan "Rekonsiliasi MRT" tersebut? Sungguh mencengangkan. Jokowi yang bersama Ma'ruf Amin sebagai Presiden RI terpilih tahun 2019-2024 memberikan statement yang benar-benar MENYEJUKAN dan menguras air mata masyarakat Indonesia. Kini, era sebutan "Cebong" dan "kampret" yang membuat masyarakat Indonesia terbelah sudah berakhir. Yang ada adalah "Persatuan Indonesia".

Pertemuan Jokowi dan Prabowo (Sumber: Kompas.com)
Pertemuan Jokowi dan Prabowo (Sumber: Kompas.com)
Saya sendiri kaget dan takjub apa yang dikatakan Presiden Jokowi. Harus diakui bahwa sebutan itulah yang membelenggu atau mengkotak-kotakan masyarakat kita. Jokowi dengan lugas bahwa "tidak ada lagi cebong dan kampret". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun