Mohon tunggu...
Ai Ji
Ai Ji Mohon Tunggu... -

aku hanyalah sosok yg masih mencari 100 persamaan diantara 1000 perbedaan yang sangat klise antara mencari cinta dan mencari harta..#kutipan \r\nBy @CartoonMajor

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ini Semua Karena Cinta dan Wanita (Bag.1)

5 Oktober 2012   06:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:14 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13494451231909503648

Ini adalah malam minggu pertama ku kencan sama Raisa, pacar ku. Setelah sekian lama aku hidup menjomblo. Aku sangat bahagia akhirnya, ada wanita yang cocok dihati ku yang mau berbagi suka dan duka secara terbuka dengan ku. Aku menjomblo selama ini bukan karena aku pemilih, tidak ganteng, atau kesulitan mencari pasangan, melainkan aku minder, karena aku adalah seorang pengangguran...eit tunggu dulu, aku pengangguran 2thn yang lalu, dan sekarang aku tlah berhasil dan mapan.

Mengingat-ngigat masa lalu, terakhir aku pacaran ketika aku masih duduk dikelas 2 SMA. Setelah tamat SMA, aku tidak melanjutkan ke perguruan tinggi karena kesulitan biaya. Demi melanjutkan hidup, aku mencari kerja dengan bermodalkan izajah SMA. Entah mengapa aku slalu saja ditolak dengan alasan lagi tidak membutuhkan karyawan, meski hanya bekerja sebagai cleaning servis atau office boy. Selama 6 bulan aku menganggur, hidup memang terasa menyakitkan. Akhirnya dengan bantuan seorang teman aku mendapatkan kerja walau itu Cuma borongan dengan upah gaji yang kecil, aku tetap bersyukur. Kadangkala 4 hari kerja sebulan tidak. Begitulah nasibku.

***

Waktu terus berlalu, hidup terus saja berjalan namun aku sama sekali tidak berpikir untuk melakukan hal-hal yang negatif, seperti mencuri, mabuk-mabukan, bikin onar atau hal-hal lainnya yang dapat merugikan orang lain ataupun diriku sendiri. Aku tetap melakukan hal-hal positif agar aku tenang menjalani hidup ini.

Hingga di suatu hari aku dapat tawaran kerja dari seseorang, aku sangat senang sekali. Singkat cerita  hanya dalam rentang 1,5 tahun dengan keuletan ku, kejujuran serta kerja keras ku, aku dapat promosi jabatan ke level yang lebih tinggi. Aku bersyukur karena doa ku dikabulkan oleh Tuhan.

Ekonomi meningkat, karier yang bagus, aktivitas yang padat tidak membuatku lupa diri. Aku tetap menjalakan ibadah fardhu ku tanpa menguranginya seperti saat aku belum sesukses ini.

Karier yang bagus, jabatan yang baik, serta kemapanan hidup, banyak sekali wanita yang tertarik kepada ku. Tetapi entah kenapa tidak ada SIR sama sekali dihatiku kepada mereka, hingga suatu hari Raisa muncul dikehidupanku.

Saat pertama kali menggenal Raisa. Raisa itu baik, tapi aku sadar baik itu tidaklah cukup untuk sebuah penilaian, tetapi aku juga tidak punya alasan terperinci mengapa aku bisa jatuh cinta sama Raisa, yang pasti Raisa telah menyemaikan bibit-bibit rindu didalam hati ku.

***

***

Aku terjaga, terjaga dari lamunan masa lalu ku.

“sudah pukul setengah tujuh“ gumam ku sambil melirik arloji di tanganku. “ini kencan pertama ku, Raisa tdk bleh lama menunggu“ kata ku lagi.

Malam minggu memang padat dengan kendaraan, ini sudah ku duga sebelumnya jalan pasti macet, makanya aku turun dari rumah setengah jam lebih awal menuju ke rumah Raisa supaya terhindar dari keterlambatan. Pukul 7.15 menit  aku sampai di rumah Raisa, ku ketuk pintu, pintu dibuka oleh seorang wanita cantik. Dia adalah Raisa. Aku benar-benar terpana.

“Iqbal, kita langsung saja?!“suara Raisa mengagetkan ku dari keterpanaan. “ii..iya“ jawab ku terbata, “iya, kita langsung saja, tapi pamitan dulu sama orang tua mu“ kata ku lagi. Setelah pamitan kepada kedua orangtua Raisa, kami pun menujun ketempat tujuan. Disebuah kafe di tepi pantai, disanalah aku menyewa tempat untuk kami berdua berkencan. Raisa sangat suka dan aku pun senang.

***

Malam semangkin larut, udara semangkin dingin. Aku tiba di rumah pukul 11 malam setelah mengantar Raisa pulang. Aku menganti pakaian setelan rapi ini dengan pakaian tidur. Belum ada rasa kantuk dimataku, aku pun mengambil beberapa dokument untk persiapan kerja esok hari di dalam lemari, karena minggu esok aku ada lembur. tiba- tiba aku melihat sebuah benda yang selama ini aku kenal. Sebuah tasbih tergeletak disudut dalam lemari, aku mengambilnya.

Diujung tempat tidur aku duduk sambil memegang tasbih tersebut. Tasbih ini telah lama ku abaikan sejak aku mengenal Raisa. Ada kenangan ditasbih ini. Tasbih ini adalah pemberian ibuku sebagai hadiah ulangtahun ku yang ke-6.

“Iqbal, jika ibu tidak ada lagi didekatmu jadikanlah tasbih ini sahabat terbaik mu, atau angap saja tasbih ini ibu, yang selalu mengigatkan Iqbal untuk tidak meninggalkan sholat, kalo Iqbal gx sholat, Tuhan tidak akan sayang sama Iqbal“ aku terkenang perkataan ibuku.

##

“  Iqbal ibu akan selalu mendoakan mu disana, ibu juga akan selalu ada didekat Iqbal, jadi Iqbal gx bole sedih “ kata ibuku.

“Iqbal juga harus janji sama ibu, iqbal gx boleh ninggalin sholat, apapun yang akan terjadi sama Iqbal“ kata ibu ku lagi, aku menjawab dengan anggukan.

“kalau Iqbal ninggalin sholat, ibu pasti sangat sangat sedih sekali, Iqbal gx mau ibu sedihkan?!“ tanya ibu ku. “iqbal gx mau ibu sedih, Iqbal janji gx bakalan ninggalin shalat“ jawab ku. “Iqbal janji ?“ ibu meyakini jawabanku. “Iqbal janji.“ jawab ku lagi. Itulah percakapan terakhir ku bersama ibu. Setelah ibu meninggal tasbih inilah yang menemani ku setiap saat.

BERSAMBUNG....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun