Mohon tunggu...
Carolina Adak
Carolina Adak Mohon Tunggu... Apoteker - A long life learner

Apoteker

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seroja

7 Mei 2021   21:22 Diperbarui: 7 Mei 2021   21:32 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku dapati diri terduduk dalam nelangsa
Mengingat duka yang telah menghantam ribuan jiwa
Terkoyak
Bukan hanya rumah, tapi juga kita


Angin menggulung satu segala yang dilihatnya sama
Deras hujan melengkapi segala perkara
Disusul gulita yang tak mau kalah
Mencekam


Sederet doa dinaikan serentak
Dari tiap jiwa yang rapuh tanpa Dia
Berharap semua hanya ilusi semata
Tapi raga yang tertutup tanah terbukti nyata


Yang Kuasa sedang nyatakan otoritasNya
Mendapati kita para manusia lemah
Yang berselimut penuh dengan dosa


Badai berlalu..
Janji setelah hujan muncul pelangi itu ada
Walau banyak meninggalkan bekas luka
KasihNya mampu berikan senyum di tiap wajah


Teruntuk yang ku kasihi dan ku cinta
Bersama telah kita jalani duka
Mengapa tidak kita bersama dalam suka?


Dia telah pergi
Mampir menguatkan jiwa yang tak kenal putus asa
Meneguhkan hati yang tak malu berbagi kasih dan asa
Dia, seroja

Puisi ini merupakan salah satu aksi dalam menyuarakan bencana alam (badai seroja) yang terjadi di NTT bulan April lalu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun