Mohon tunggu...
Ansyari Munthe
Ansyari Munthe Mohon Tunggu... Lainnya - Social Science

KKN-DR 98 UINSU

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tuntunan Rasul saat Menghadapi Covid-19

15 Agustus 2020   13:00 Diperbarui: 15 Agustus 2020   13:03 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

“Dengan sabar” merupakan sunnah atau tuntunan Nabi Muhammad SAW saat menahan diri di rumah. Sabar dalam arti menahan diri untuk tidak keluar dari daerah yang dilanda wabah sampai berakhirnya pandemi Covid-19 mengharapkan ridha Allah semata, dan percaya bahwa wabah tersebut adalah takdir Allah Subhanahu Wa Ta’ala tanpa mengeluh dan putus asa.

Orang yang bertahan di rumah saat wabah niscaya akan mendapat pahala syahid walau ia belum meninggal. Oleh karena itu, kita perlu menguatkan hati saat wabah Corona ini, berbaik sangka kepada Allah, terus  berikhtiar baik lahir maupun batin, dan bersabar serta bertawakkal kepada-Nya.

Sabar tidak diartikan sebagai kepasrahan secara total, namun sabar harus dibarengi dengan usaha lahir batin yang maksimal untuk mencegah penyebaran virus, antara lain: sering berwudhu, menjaga kebersihan, rajin mencuci tangan, menjaga imunitas tubuh, menerapkan jaga jarak, tidak keluar rumah kecuali dalam keadaan yang mendesak. Semua itu harus diiringi dengan tawakkal kepada Allah SWT.

Tingkatkan Ibadah

“Serta mengharapkan ridha-Nya” adalah sunnah berupa usaha batin dalam menghadapi wabah Covid-19. Selama masa karantina di rumah, kita harus meningkatkan kualitas ibadah dan selalu berdoa memohon kepada Allah SWT agar virus Corona segera di angkat dari muka bumi.

Di masa pandemi saat ini, rumah dapat dijadikan sebagai pusat ibadah saat wabah, dimana segala rangkaian kegiatan ibadah dapat dilakukan secara sendiri atau berjamaah bersama keluarga di rumah, seperti tadarus Al Qur’an, Shalat Dhuha, berzikir, bersedekah, dan aktivitas ibadah yang sunnah maupun wajib lainnya.

Kita harus bisa memanfaatkan momentum Covid-19 ini untuk lebih banyak meningkatkan kualitas ibadah dan menghiasi rumah dengan aktivitas ibadah sehingga rumah dapat menjadi saksi ibadah dan menjadikan rumah penuh berkah. Beribadah di rumah tidak diniatkan untuk meninggalkan masjid tetapi diniatkan untuk menjalankan sunnah saat wabah.

Hadis ini ditutup dengan kalimat “niscaya ia akan memperoleh ganjaran seperti pahala orang yang mati syahid” yaitu bagi siapapun yang berjuang menghadapi wabah Covid-19 dengan tetap di rumah dengan penuh kesabaran, tawakkal, dan menjalankan ibadah dengan baik niscaya akan meraih pahala seperti pahala orang yang mati syahid berjuang membela agama Allah.

Bagi yang dikehendaki-Nya

“Dahulu, tha’un adalah azab yang Allah kirimkan kepada siapa saja yang Dia kehendaki”. Potongan kalimat dari hadist Rasul di atas menunjukkan bahwa wabah penyakit yang terjadi pada zaman Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bukan azab tetapi cobaan yang Allah timpakan kepada orang-orang yang Dia kehendaki.

Kita tidak sepatutnya mencap orang-orang yang terkena virus Covid-19 sebagai orang yang terkena azab. Tak seorangpun dapat menghindar dari wabah penyakit yang telah Allah tetapkan, dan wabah tidak akan menimpa orang-orang yang dilindungi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun