Mohon tunggu...
Carlos Nemesis
Carlos Nemesis Mohon Tunggu... Insinyur - live curious

Penggiat Tata Kota, tertarik dengan topik permukiman, transportasi dan juga topik kontemporer seperti perkembangan Industry 4.0 terhadap kota. Mahir dalam membuat artikel secara sistematis, padat, namun tetap menggugah. Jika ada yg berminat dibuatkan tulisan silahkan email ke : carlostondok@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Pesepeda Bersatu!

21 Juni 2020   14:43 Diperbarui: 24 Juni 2020   16:18 3106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: http://eng.partizaning.org/?p=5641

Komunitas pesepeda Dansk Cyklist Forbund dan Dutch Tourist Association (ANWB) terus memperjuangkan hak yang sama bagi pesepeda di jalan.

Tetapi suara mereka tidak dianggap karena pendekatan perencanaan teknokratis oleh pemerintah setempat. Pemerintah lokal bersama perencana kota menganggap mereka telah mewakili suara para pesepeda yang pada akhirnya medeligitimasi nilai-nilai yang dijunjung pesepeda.

Kabar yang lebih mendukakan datang dari Belgia, Jerman dan Swiss. Pemerintah di negara tersebut membatalkan secara total pembangunan lajur khusus sepeda dan menggantikan semua lajur sepeda menjadi lajur kendaraan mobil.

Bahkan di Kota Hannover, Jerman, pesepeda dilarang memasuki area inti kota tersebut. Singkatnya sepeda sudah tidak dianggap lagi dalam agenda perencanaan kota.

Perjuangan Komunitas Akar Rumput dan Kesadaran Pemangku Kebijakan

sumber: http://eng.partizaning.org/?p=5641
sumber: http://eng.partizaning.org/?p=5641
Pada akhir tahun 1960 kelompok aktivits sepeda yang dikenal sebagai Provo mulai melancarkan “serangan”nya untuk mengambil alih kembali jalan kepada warga kota Amsterdam. Mereka melakukan aksi pembagian sepeda putih gratis untuk bisa digunakan oleh warga Amsterdam. 

Walaupun setelah itu mereka ditangkap karena dipandang melakukan aksi anarkis, bibit-bibit memunculkan kembali pesepeda di jalan kota mulai muncul kembali. 

Hampir semua komunitas akar rumput di sana menuntut perubahan arah kembang kota yang seharusnya lebih berpihak kepada manusia dan mengingatkan akan bahayanya budaya konsumerisme yang diciptakan oleh kendaraan.

sumber: https://www.theguardian.com/cities/2015/may/05/amsterdam-bicycle-capital-world-transport-cycling-kindermoord
sumber: https://www.theguardian.com/cities/2015/may/05/amsterdam-bicycle-capital-world-transport-cycling-kindermoord
Tidak hanya gerakan “anarki” yang dilancarkan oleh sekelompok khusus, keresahan juga muncul di kalangan masyarakat luas. Pada tahun 1970an lebih dari 3.300 orang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas, 400 orang diantaranya adalah anak-anak.

Gerakan Stop de Kindermood (stop membunuh anak-anak) bermunculan, jalan-jalan perkotaan ditutup oleh warga untuk memberikan ruang bermain yang aman bagi anak-anak: “Kami menempatkan meja di sepanjang jalan dan menjadikannya ruang publik, hal yang lucunya adalah ternyata polisi juga membantu kami”[3].

Ribuan pesepeda berdemonstrasi di jalan utama kota | sumber: dutchreach.org
Ribuan pesepeda berdemonstrasi di jalan utama kota | sumber: dutchreach.org
Pada tahun 1976 krisis energi melanda seluruh negara di dunia, embargo minyak dilakukan oleh Saudi Arabia kepada Amerika, Inggris, Kanada, Jepang, dan Belanda akibat dukungannya kepada Israel dalam perang Yom Kippur. Hal ini berujung kepada meroketnya harga minyak untuk kendaraan pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun