Pagi itu, suara takbir menggema lembut dari masjid dekat rumah. Udara terasa lebih hangat dari biasanya, mungkin karena suasana hati yang penuh syukur. Hari ini adalah hari Lebaran momen yang selalu kutunggu-tunggu setiap tahun.
Setelah salat Ied bersama keluarga, kami saling bermaafan satu sama lain. Momen haru dan bahagia menyatu dalam pelukan dan senyum tulus. Tapi ada satu hal lagi yang membuatku makin semangat: aroma nasi kuning yang menggoda dari dapur!
Tahun ini, seperti biasa keluarga saya membuat tumpeng nasi kuning sebagai menu spesial Lebaran. Biasanya kami menyajikan opor ayam dan ketupat, tapi kali ini sedikit berbeda. Tumpengnya cantik, nasi kuningnya dibentuk kerucut, dihiasi dengan lauk pauk yang berwarna-warni di sekelilingnya.
Kami duduk melingkar di ruang makan, menyantap hidangan sambil bercerita tentang masa kecil, tentang Lebaran-lebaran dulu yang penuh kenangan. Tumpeng itu bukan cuma makanan ia jadi simbol kebersamaan, rasa syukur, dan doa agar hari-hari ke depan dipenuhi keberkahan.
Hari itu ditutup dengan tawa dan perut kenyang. Mungkin sederhana, tapi rasanya lengkap. Lebaran kali ini terasa lebih hangat, lebih berwarna mungkin karena nasi kuning yang membawa rasa berbeda, atau mungkin karena hati yang sedang sangat bahagia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI