Saat keluarga Mik tiba di Kota Bandung puluhan tahun lalu, Bapaknya yang pandai memasak mencoba untuk membuka rumah makan tradisional Batak hingga pada akhirnya berhasil dan bertahan sampai saat ini.Â
Meskipun sudah menarik cukup banyak pelanggan, Mik memilih untuk tetap bertahan di lokasi awal berdirinya Lapo Siagian, terpencil di dalam gang dengan plang yang kecil pula. Alasan dibalik pilihan Mik untuk tidak berpindah dari lokasi tersembunyi ini adalah karena hidangan yang disajikan berupa makanan non-halal.
Selain itu, di tahun 2010 silam, Lapo Siagian dilanda bencana kebakaran akibat korsleting listrik. Setelah kebakaran itu terjadi, Mik langsung merekonstruksi rumah makan tersebut dan menyediakan dapur darurat supaya tetap bisa menerima pesanan.
"Kita bikin dapur darurat, cuman terima bungkus, nggak bisa makan di tempat. Setelah tiga bulan pembangunan baru bisa makan di sini lagi," kata Mik.
Keberadaan ojek online yang menerima pesanan makanan, seperti GoFood dan GrabFood, juga membantu Lapo Siagian tetap beroperasi selama pandemi COVID-19 melanda Indonesia.Â
"Semenjak ada GoFood dan GrabFood kita kerjasama, itu sangat membantu. Jadi waktu COVID di restoran hanya ada pegawai saja, laponya ditutup dan hanya menerima pesanan online," ucap Mik.
Hidangan yang Disajikan Secara Tradisional dengan Bahan Premium
Lapo Siagian hanya menyajikan menu tradisional Batak yang simple, yakni babi panggang, saksang, sop isi, sayur singkong, dan nasi. Sedangkan, minuman yang disediakan adalah air putih, teh, kopi, dan Badak Sarsaparilla, minuman soda asal Sumatera Utara.
Sesuai dengan harganya, Mik menyatakan bahwa tiap hidangan yang disajikan menggunakan bahan-bahan premium dan melalui proses masak yang berkualitas, sehingga menghasilkan rasa makanan yang setara dengan harga.
Salah satu pelanggan yang sudah cukup sering menikmati hidangan di Lapo Siagian, Freddy (55), menyatakan bahwa harganya worth it dengan rasa yang lezat, "Kalau makan di lapo ini nggak rugi, karena walaupun mahal, masakannya enak."
Tidak hanya dari bahan yang premium, rasa lezat dari hidangan ini juga berasal dari resep pribadi Bapaknya Mik dan teknik memasak tradisional yang diterapkan selama puluhan tahun.Â