Sadar betul dengan posisinya, Gyas sebisa mungkin mempersiapkan. Agar sang guru tidak perlu sampai mengeluarkan komentar julid mengenai keberadaanya di Patrion.
Anak juragan ayam ini, tidak seperti warga Patrion kebanyakan. Setidaknya masih mau menyahut jika disapa Gyas.
"Untung Pak Oman belum datang." Kata Olive sambil memperbaiki posisi duduknya.
Gyas cuma tersenyum, menikmati keberuntungannya karena Pak Oman belum terlihat penampakannya.
Salah satu guru yang mempunyai pemahaman penduduk di belakang adalah kaum terbelakang adalah Pak Oman, guru fisika. Tidak hanya itu, Gyas bisa menangkap aura ketidaksukaan Pak Oman padanya.
Pagi ini, fisika adalah mata pelajaran pertama. Gyas tidak membenci fisika. Dia suka fisika, sayangnya guru fisika membencinya. Olive tidak suka fisika. Pak Oman menyukainya.
 "Selamat Pagi...." Pak Oman datang dengan muka kecut. Memeriksa seluruh kelas.
"Hari ini kita akan melanjutkan mengenai gaya. Ada yang sudah belajar??" Matanya kembali mengelilingi kelas. Melewati Gyas dengan muka kesal.
Semua terdiam dan membiarkan Pak Oman melanjutkan penjelasan mengenai gaya.
"Intinya mah Jangan banyak gaya. Mentang-mentang kemarin masuk lulusan terbaik jadi banyak tingkah. Datang kesiangan," sindir Pak Oman.
"Tuh, Live, dia ngomongin kamu tuh..." ujar Gyas dengan volume suara yang hanya terdengar oleh mereka berdua.