Menggunakan data hasil penelitian dan riset untuk mendukung suatu pernyataan maupun pidato, memang menjadi suatu keharusan untuk seseorang dalam meyakinkan pendengarnya. Sehingga tidak mengherankan, jika dalam setiap pertemuan dengan masyarakat, berbagai data yang yang berasal dari manapun, sering menjadi rujukan dalam pertemuan tersebut.
Lead Economist World Bank Indonesia, Vivi Alatas membantah data calon Presiden Prabowo Subianto soal ekonomi masyarakat yang pas-pasan. Menurut Vivi, data yang Prabowo gunakan bukan perhitungan Bank Dunia.
Nah, tanggapan yang dikeluarkan Vivi jelas menjadi kontradiktif dengan penyataan Prabowo saat mengatakan bahwa ekonomi masyarakat hidup pas-pasan sebesar 99%, sebab menurut Prabowo, data itu bersumber dari Bank Dunia. Vivi menjelaskan data yang berada dalam hasil Bank Dunia di Indonesia. Ia menggatakan bahwa 22 persen penduduk Indonesia adalah kelas menengah, sedangkan golongan ke atas sejumlah 5 persen dan 45 persen kelas menengah yang sudah tidak miskin. Untuk golongan yang hidupnya pas-pasan, Vivi mengatakan bahwa penduduk miskin di Indonesia tercatat 9 persen.
Sebelumnya, Capres nomor urut 1 ini dalam acara deklarasi di Bali, mengatakan, 99 persen masyarakat Indonesia berada dalam ekonomi pas-pasan.
Beberapa tokoh nasional dan BPS juga sempat mengeluarkan bantahan tentang hal ini sekarang bantahan lain, justru muncul dari Bank Dunia, ketika ada yang mengatakan data miliknya.
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari memberikan penilaian terhadap cara kampanye Prabowo Subianto, dimana menurut Qodari, kampanye Prabowo sangat identik dan sama seperti strategi Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2016 silam. Sumber.
Jika memperhatikan setiap pidato yang dikatakan pasangan nomor urut 2 ini, rata-rata memang tidak jauh dari sikap pesimistis, perasaaan ketakutan dan pertentangan kalangan atas dengan ekonomi bawah dengan isu kesenjangan.
Kampanye Trump sendiri dalam pemilihan lalu, juga menyebutkan ciri-ciri yang sama, diantara lain tentang imigran Meksiko dan ancaman Cina untuk Amerika.
Sebelumnya, Prabowo juga pernah menyebutkan bahwa kemungkinan Indonesia bubar pada 2030 disini. Dalam penyataan tersebut, Prabowo mengambil sumber dari karangan fiksi ilmiah.
Apakah Prabowo memperoleh data yang salah dari timses atau ada hal lainnya seperti dugaan meniru kampanye Trump, benar-benar di tiru 100% oleh Capres nomor urut 1 ini ? Sehingga terkesan menabrak semua data yang sudah di lakukan oleh lembaga, seperti Bank Dunia.