Mohon tunggu...
Cantika PutriSurya
Cantika PutriSurya Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Cantika Putri Surya - 43225010068 - S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diskursus 5 Tokoh Pentingnya Berpikir Positif Tentang Kehidupan.

16 Oktober 2025   23:52 Diperbarui: 16 Oktober 2025   23:51 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Modul Prof Apollo
Sumber: Modul Prof Apollo

Berpikir positif merupakan salah satu fondasi penting dalam membentuk karakter manusia yang tangguh dan berdaya saing. Dalam kehidupan modern yang penuh tekanan, ketidakpastian, serta tuntutan sosial yang tinggi, kemampuan menjaga pikiran agar tetap rasional, optimis, dan konstruktif menjadi kunci untuk mencapai keseimbangan batin. Gagasan berpikir positif sejatinya bukan sekadar ajakan moral, melainkan hasil refleksi filosofis panjang dari berbagai tokoh pemikir dunia.

Melalui kajian ini, akan dibahas lima tokoh besar yang berperan dalam membentuk konsep berpikir positif: Marcus Aurelius, Epictetus, Friedrich Nietzsche, William James, dan Albert Ellis. Masing-masing tokoh mewakili perkembangan pemikiran dari zaman Stoa Kuno, Eksistensialisme, Pragmatisme, hingga Psikologi Modern.
Kelima tokoh ini memiliki benang merah pemikiran yang menegaskan pentingnya kendali batin, penerimaan terhadap kenyataan, keberanian menghadapi hidup, serta kekuatan keyakinan dalam membentuk realitas.

Sumber: Modul Prof Apollo
Sumber: Modul Prof Apollo

1. Marcus Aurelius (121--180 M): Ketenangan Batin Melalui Kendali Pikiran

Marcus Aurelius adalah kaisar Romawi sekaligus filsuf Stoik yang terkenal melalui karyanya Meditations. Pemikirannya menekankan bahwa manusia tidak dapat mengendalikan peristiwa eksternal, tetapi memiliki kuasa penuh atas cara berpikir dan reaksi terhadap peristiwa tersebut. Menurutnya, penderitaan tidak muncul dari peristiwa itu sendiri, melainkan dari penilaian kita terhadap peristiwa tersebut.

Aurelius menulis: "You have power over your mind, not outside events. Realize this, and you will find strength."

Berpikir positif bagi Marcus Aurelius berarti menjaga pikiran tetap tenang, rasional, dan jernih di tengah kekacauan. Ketenangan batin (ataraxia) dicapai dengan melatih kesadaran untuk memisahkan antara hal yang dapat dikendalikan dan hal yang tidak.
Dalam konteks kehidupan modern, ajaran Aurelius relevan ketika manusia dihadapkan pada tekanan pekerjaan, konflik sosial, atau situasi tak terduga. Prinsip ini mengajarkan bahwa ketenangan sejati bukan berasal dari mengubah dunia, tetapi dari kemampuan mengubah diri sendiri.

Sumber: Modul Prof Apollo
Sumber: Modul Prof Apollo

Sumber: Modul Prof Apollo
Sumber: Modul Prof Apollo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun