Mohon tunggu...
Cantika Kurniahati
Cantika Kurniahati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi UIN Walisongo

ㅤㅤㅤㅤ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Multikulturalisme dalam Kehidupan Sehari-hari di Perumahan Klipang Kota Semarang

2 November 2020   20:18 Diperbarui: 28 April 2021   20:10 3096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Multikulturalisme dalam Kehidupan Sehari-hari (tim j/unsplash)

Indonesia merupakan Negara dengan kemajemukan yang sangat luar biasa. Mulai dari sisi geografis yaitu kepulauannya yang luas sehingga menyebabkan banyaknya perbedaan dalam cara bertahan hidup. Yang kemudian melahirkan berbagai suku, ras, dan kepercayaan. Tak terkecuali di Semarang Jawa Tengah tepatnya di perumahan Klipang, Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang. Meskipun disebut perumahan, tetapi didalamnya terdapat bermacam-macam perbedaan yang menarik untuk dibahas.

Multikulturalisme adalah suatu konsep tentang upaya yang menghendaki adanya persatuan dan berbagai kelompok kebudayaan yang saling berbeda dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam masyarakat modern. Istilah multikulturalisme juga sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis masyarakat yang berbeda dalam suatu Negara. 

Jadi multikulturalisme adalah suatu filosofi yang mengarahkan semua pihak agar mau saling mendengar dan  memahami  satu sama lain, tanpa  harus  menanggalkan prinsip dan keyakinan pribadinya.

Di dalam Negara seperti Indonesia yang memiliki tingkat kemajemukan yang tinggi sangat rentan dengan terjadinya konflik multikulturalisme. Yang paling sering terjadi adalah adanya konflik nilai agama dan etika dimana terjadi krisis akhlaq dan moral yang berupa ketikdakadilan pelanggaran hukum dan pelanggaran Hak Asasi Manusia

Maka dari itu, multikultural perlu dilestarikan. Perlu adanya pengakuan terhadap kemajemukan karena hal ini merupakan kekayaan bangsa yang harus diterima dan dihormati. Selain itu melalui politik multikulturalisme menginginkan pendistribusian kekuasaan secara proposional. 

Kemudian Negara juga harus memberikan akses bagi kesempatan hidup yang setara bagi kelompok SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan) dan sub minoritas lainnya dapat menjadi penting. Model Multikultural Akomodatif menjadi cocok untuk mengkaji studi ini karena, ciri-ciri dari Model Nasionalitas adalah: masyarakat plural yang memiliki kultur dominan yang akan membuat penyesuaian akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultural kaum minoritas.

Salah satu perbedaan yang menonjol yang dari daerah ini adalah agamanya. Di salah satu Blok di perumahan ini terdapat satu bagian dimana terdapat penduduk dengan bermacam-macam agama. Bahkan ketika baru memasuki blok tersebut sudah di sambut oleh patung tempat pemujaan Umat Hindu yang tinggal di Blok tersebut. 

Yang menjadi menarik adalah, lokasi Pura ini hanya berjarak 100 meter dari Mushola. Dari contoh adanya Pura Umat Hindu yang berdampingan dengan Mushola sudah menjadikan hati terasa hangat, karena sangat terasa toleransi yang tinggi antar sesame warga. 

Meskipun pura itu bukanlah pura yang besar dan megah, tetapi masyarakat akan langsung paham bahwa bangunan itu adalah tempat pemujaan Umat Hindu atau Pura. 

Mushola yang ada di tengah-tengah antara beberapa “gang” (gapura antar blok/RT) ini juga menjadi salah satu Mushola yang cukup populer, sehingga hampir tiap solat 5 waktu Mushola ini penuh jamaah. Tetapi para jamaah yang hadir ke Mushola ini tidak merasa terganggu selama perjalanan karena adanya Pura yang ada di sisi jalan menuju ke Mushola.

Tidak hanya antara umat Hindu dan Kaum Muslimin Muslimah saja yang terlihat saling toleransi. Di salah satu Blok, terdapat beberapa keluarga yang beragama Nasrani. Warga diwilayah tersebut mengatakan tidak merasa dirugikan apabila keluarga dengan Agama Nasrani tersebut mengadakan doa bersama keluarga besar. 

Masyarakat di daerah tersebut mayoritas Islam. Tetapi lagi-lagi warga di perumahan ini memiliki sisi toleransi yang amat sangat tinggi. Bahkan memberi akomodasi berupa ikut bersuasana hening apabila keluarga tersebut sedang melakukan doa bersama.

Saat memasuki Perumahan ini jika beruntung, kita dapat bertemu dengan beberapa anjing yang diajak jalan sore oleh pemiliknya. Mengapa dikatakan jika beruntung? Hal tersebut karena para pemilik anjing juga paham pasti bahwa anjing adalah hewan yang keberadaannya haram didekat Kaum Muslim. 

Sebagai bentuk menghormati, para pemilik anjing akan memilih waktu yang sepi dan juga memilih rute yang jarang dilewati oleh masyarakat mayoritas Muslim. Kaum Muslim pun menghormati para pemilik anjing, dengan tidak melarang mereka memilih anjing sebagai hewan peliharaan mereka.

Dari peristiwa-peristiwa diatas dapat dilihat bahwa penduduk perumahan Klipang memiliki tingkat kepedulian dan toleransi yang tinggi.  Masyarakat plural yang ada di perumahan ini didasarkan oleh perbedaan agama yang ada. Tidak hanya itu, perbedaan agama yang ada pun sangat jauh perbedaannya. 

Dari beberapa blok yang dikunjungi hanya ada satu umat Hindu. Tetapi karena sisi mayoritas melakukan penyesuaian akomodasi bagi kaum minoritas yang ada, menjadikan perumahan ini tentram dan damai.

Multikulturalisme dengan model akomodatif sangat terasa di perumahan ini. Karena masyarakat dominan memberikan akomodasi berupa kebebasan untuk beribadah sesuai dengan kepercayaannya masing-masing tanpa adanya perpecahan.

Selain itu bentuk akomodasi yang diberikan juga berupa membebaskan umat Hindu mendirikan Pura sederhana di kawasan dengan masyarakat mayoritas Islam. Masyarakat Islam yang ada di perumahan ini juga tidak melarang kaum Nasrani untuk memelihara Anjing. Ini lah yang harus dilestarikan, karena hal ini menimbulkan kesatuan yang menyebabkan perumahan ini menjadi damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun