Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Corona Minded, Awal Gerakan Hidup Sehat

9 April 2020   00:04 Diperbarui: 9 April 2020   00:05 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto shutterstock.com

Hanya orang dungu saja yang tidak mau mengambil pelajaran atas musibah atau cobaan yang dialami. Pandemi corona dapat dikategorikan sebagai musibah bagi kemanusiaan. Ratusan orang mati setiap harinya karena dijemput malaikat maut "corona".

Lalu apa pelajaran terpenting yang dapat diambil dari corona?

"Corona minded", kata kunci pertama. Sejatinya setiap kita banyak bertafakkur, merenung, dan berfikir apa hikmah dibalik bencana corona ini. Tidak jauh bedanya dengan bencana gelombang tsunami dan gempa bumi yang menyapu ribuan nyawa manusia.

Kita harus melihat corona ini bukan hanya sebuah fenomena alam biasa. Tapi memaknai peristiwa ini sebagai sebuah teguran Tuhan agar manusia mau menyadari betapa penting dan bernilainya nikmat kesehatan.

Meski ketika Tuhan memberi kita cobaan pasti tidak akan melebihi kemampuan kita untuk menjalaninya. Ini sudah ditegaskan dalam kitab suci Al Quran. Artinya Tuhan datangkan wabah corona yang super dahsyat ini pun sudah sebanding dengan kemampuan manusia untuk menghadapinya.

Tetapi bagi mereka yang tidak mampu mengambil ibrah dari sekecil apapun ujian yang diberikan, maka berarti dia tidak dapat menggunakan akalnya untuk membaca ayat-ayat Tuhan. Itu yang disebut tidak bertafakkur.

Bagi masyarakat Indonesia yang tidak terbiasa dengan hidup disiplin dan memiliki sanitasi buruk semakin menambah beratnya ancaman kematian akibat corona. Kondisi ini seperti setali tiga uang yang membuat hidup rakyat kecil semakin terpuruk.

Namun kemunculan corona ke seluruh pelosok negeri sesungguhnya membawa pesan kuat bagi siapapun. Pesan tersebut seperti tersurat pada imbauan WHO agar masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat agar terhindar dari serangan virus corona yang mematikan.

Penerapan pola hidup bersih dan sehat salah satunya dengan rajin cuci tangan pakai sabun dan air mengalir. Boleh juga menggunakan hand sanitizer yang sudah memenuhi standar kesehatan.

Data UNICEF pada tahun 2014 mengungkapkan bahwa 75,5% masyarakat Indonesia tidak mencuci tangan.

Padahal, salah satu cara paling murah dan mudah untuk mencegah kematian dan penyakit adalah cuci tangan dengan sabun. Sebab itulah para medis menyarankan pembiasaan cuci tangan untuk mencegah virus corona.

Menurut data WHO (2014), mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi 40% resiko diare dan 20% resiko infeksi saluran pernapasan akut, termasuk pneumonia.

WHO telah mengeluarkan panduan untuk publik dalam mencegah virus corona adalah dengan sering mencuci tangan. Karena menurut WHO tindakan tersebut dapat membununuh corona virus. Corona merupakan virus yang dapat menular melalui sentuhan tangan.

Walaupun begitu pentingnya cuci tangan bagi kesehatan namun Indonesia masih menduduki peringkat ke-17 dari 23 negara Asia untuk akses cuci tangan pakai sabun. Sangat ironi karena Indonesia adalah salah satu negara besar di dunia.

Momentum mewabahnya coronavirus haruslah menjadi titik bangkit menuju hidup bersih dan sehat dengan budaya cuci tangan pakai sabun serta menjaga sanitasi agar selalu baik. Hindari buang sampah disembarang tempat.

Ini harus menjadi semangat bersama dan bahasa yang sama agar terbentuk menjadi sebuah gerakan besar seluruh komponen bangsa. Tidak ada pilihan lain kecuali menerapkan pola hidup sehat sekarang.

Corona minded harus muncul dari dalam kesadaran terdalam setiap orang untuk berubah. Berubah dari mulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat, hingga kebijakan negara.

Pemerintah harus menjadi fasilitator kunci untuk merespon keinginan publik dalam meningkatkan derajat hidup sehat. Mulai dari lurah hingga presiden wajib membuat diskresi yang sejalan dengan semangat masyarakat.

Begitu pula para pengambil kebijakan yang lain seperti dewan perwakilan rakyat. Buatlah aturan hukum yang benar-benar menjawab persoalan hidup orang banyak. Bukan karena kepentingan kelompok atau pesanan pihak tertentu.

Arahkan anggaran negara untuk belanja publik lebih besar dari pengeluaran rutin pejabat publik. Lakukan pengadaan fasilitas kesehatan guna memenuhi keinginan masyarakat untuk hidup sehat. Buatlah tata kelola lingkungan dan sanitasi yang bebas polusi, dan lain sebagainya.

Bila semua komponen bangsa mampu bersinergi, maka kebangkitan bangsa Indonesia menuju bangsa yang sehat dan kuat akan cepat terwujud. Percuma Indonesia masuk sebagai negara maju bila budaya cuci tangan saja masih terendah di Asia.

Dengan kata lain, bangsa ini tidak pernah mau belajar dari apapun. Dan itulah sebuah kedunguan yang nyata. Maka jangan sampai kedunguan itu terjadi. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun