Hari ini (Minggu, 17/03/2019) pagi-pagi sekali saya sudah bersiap-siap dari rumah menuju lokasi acara. Kira-kira pukul 06.30 setelah shalat subuh bergegas ke Lapangan Blang Padang Banda Aceh di mana tempat utama kegiatan Deklarasi Milenial Anti Narkoba dillaksanakan.
Acara bersifat serimonial bertajuk Hidup Sehat Tanpa Narkoba disponsori oleh Kepolisian Republik Indonesia mendapat sambutan luar biasa dari para milenials (sebutan bagi kawula muda) Kota Banda Aceh.
Sesampai di lokasi saya sejenak tertegun melihat begitu ramainya para peserta yang ikut ambil bagian. Pada umumnya mereka anak-anak muda, remaja, dari berbagai kalangan. Ada yang berstatus mahasiswa, pelajar, karyawan, dan bahkan masyarakat umum pun tidak mau ketinggalan untuk memeriahkan acara tersebut.
Acara yang diawali dengan parade musik oleh marching band dari Kodam Iskandar Muda dan Kepolisian Daerah Aceh mampu memicu semangat pagi para peserta. Tepat pada pukul 07.00 sesi kegiatan pun dimulai.
Dengan dipandu oleh MC dari kalangan artis nasional, Ronal Surapradja dan didampingi oleh partner MC seorang cewek cantik membuat acara ini semakin hangat dan penuh semangat. Agenda pertama dari rangkaian acara yaitu jalan santai (fun walk) mengelilingi Kota Banda Aceh sepanjang 2 KM.
Start dilakukan di depan pentas utama dengan mengangkat bendera oleh Kapolda Aceh. Barisan paling depan dari fun walk kelompok marching band lalu diikuti oleh peserta yang sudah rapi menggunakan atribut seperti baju kaos bertuliskan Deklarasi Milenial Anti Narkoba.
Diperkirakan kegiatan ini diikuti oleh 10.000 peserta yang terdaftar sejak seminggu sebelumnya. Ditambah lagi peserta atau masyarakat umum yang sengaja hadir untuk memberikan dukungan meskipun tidak mendaftar. Jumlah keseluruhannya lebih kurang ada 15.000 ribu peserta.
Menurut informasi dari pembawa acara, ini merupakan kota ketiga yang telah melakukan acara deklarasi. Sebelumnya acara serupa telah berlangsung di Kota Pekan Baru dan Padang Sumatera Barat. Yang juga berlangsung sangat meriah. Antusias warga menghadiri kegiatan positif tersebut patut diapresiasi. Apalagi jika Kepolisian dan masyarakat dapat bekerja sama menyelematkan generasi milennial dari paparan narkoba.
Apalagi Aceh merupakan salah satu provinsi yang terpapar narkoba sangat parah dan terus meningkat setiap tahunnya. Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh mencatat 73 ribu warga Tanah Rencong menjadi pecandu. Dari jumlah itu, 321 orang yang direhab.
Sebagai informasi sejak Januari hingga Oktober 2018, jajaran Polresta Banda Aceh telah mengungkap sebanyak 175 kasus. Angka ini meningkat dibanding 2017 lalu hanya 150 kasus. Ironisnya, para tersangka pengguna narkoba yang tertangkap Kepolisian kebanyakan masih berusia muda yakni mulai umur 18 hingga 23 tahun. Kebanyakan mereka saat ditangkap sedang memakai narkoba jenis sabu.
Kasus narkoba tidak hanya menjerat masyarakat sipil, tapi juga oknum polisi. Di pengujung 2015, 60 personel jajaran Polda Aceh dipecat lantaran melanggar kedisiplinan atau melanggar hukum. Menurut Kepala Biro SDM Polda Aceh, Kombes Pol MZ Muttaqien, di antara 60 polisi yang dipecat tersebut, 62% tersandung kasus narkoba pada tahun 2016 lalu.
Semoga dengan dilakukan berbagai strategi pencegahan dan penindakan oleh pihak Kepolisian dalam mengatasi darurat narkoba di Aceh. Generasi muda serambi mekkah dapat diselamatkan dari kehancuran moral, sosial, dan dampak buruk lainnya akibat narkoba tersebut. (*)
Galeri Foto
