Seperti yang dilakukan oleh Nining Elitos, Ketua Umum Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI). Nining mengatakan KASBI bakal menyerukan anggotanya untuk golput karena tak ada hal baru dalam pemilu tahun ini.
Seyogyanya kedua paslon perlu merespon seruan Nining dengan mengajak dialog dan membuka diri. Aksi Ketua KASBI meskipun tidak salah, namun ini sebagai bentuk kritik yang sangat cerdas bagi capres cawapres yang sedang bertarung. Ini sama juga dengan rasa kecewa berat yang dialami oleh Nining dan kawan-kawan terhadap petahana atau capres yang sedang berkuasa saat ini.
Nining Elitos mengatakan pihaknya sangat kecewa termasuk kaum buru yang berada dibawah organisasi yang ia pimpin. Ia juga mengatakan banyak buruh kecewa dengan kebiasaan elite yang melupakan kepentingan rakyat setelah mereka berkuasa.
"Jokowi juga terbukti sesudah berkuasa, yang dulu janjinya rakyat harus hidup layak, mendapat pekerjaan yang layak, upah layak, BPJS gratis, pada kenyataannya tidak terjadi alias janji kosong," kata Nining.
Fenomena ini tentunya mesti menjadi koreksi bagi Jokowi-Jk dan Prabowo-Sandi. Dalam pesan yang lebih luas termasuk kepada kedua tim pemenangan dan kampanye nasional. Sehingga pemilu sebagai sebuah pesta demokrasi yang meriah, partisipasi penuh rakyat dalam memberikan hak suaranya semakin meningkat bukan justru semakin menurun, karena lebih memilih golput.
Untuk mengingatkan kita, inilah data golput pada Pilpres 2004, golput pada putaran I menunjukkan angka 21,80 persen dan putaran II sebesar 23,40 persen. Pada Pilpres 2009, angka golput naik lagi menjadi 28,30 persen dan kembali meningkat pada Pilpres 2014 menjadi 30 persen. Lalu berapakah jumlah golput pada pilpres 2019?.(*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI