Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

PHBI Kemukiman Peudaya Berhasil Kumpulkan Rp108 Juta Dana Santunan dan Pendidikan Anak Yatim

19 Juni 2018   08:17 Diperbarui: 19 Juni 2018   09:41 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesi foto bersama Panitia PHBI Kemukiman Peudaya Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh dengan seluruh anak yatim dalam wilayah Kemukiman tersebut usai penyerahan dana santunan dan pendidikan di Mesjid Jami' setempat, Sabtu (9/6). (Foto: Maulana Marwan, ST)

Manusia yang baik adalah manusia yang dapat memberi manfaat bagi manusia lainnya. Begitu pula satu komunitas atau masyarakat akan bermanfaat jika masyarakat tersebut bisa memberikan manfaat bagi anggota masyarakat lainnya. Begitu nasehat bijak berkata. 

Nasehat itulah yang mendorong Panitia Penyelenggara Hari-hari Besar Islam (PHBI) Kemukiman Peudaya Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie, Aceh memberikan santunan dan biaya pendidikan bagi 99 anak yatim yang tersebar dalam desa wilayah Kemukiman Peudaya dan diluar Peudaya, Sabtu (9/6). 

Kegiatan penyantunan anak yatim yang dilakukan oleh PHBI Peudaya sudah berlangsung sejak lama, ini merupakan program tetap tahunan yang mulai dilakukan sejak tahun 1978, sudah cukup lama bahkan bisa dikatakan PHBI Peudaya satu-satunya yang masih eksis sampai saat ini. 

Pada awal-awal kegiatan ini dilakukan tahun 1978 PHBI Peudaya menyebut program ini dengan sebutan "Pemberian Dana Bantuan Untuk Anak Yatim dan Masyarakat Kurang Mampu dalam Wilayah Kemukiman Peudaya." 

Sesuai dengan namanya, program tersebut merupakan kegiatan membantu anak yatim dan masyarakat kurang mampu secara ekonomi untuk diberdayakan agar kehidupan mereka menjadi lebih baik. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk perhatian dan kepedulian masyarakat Peudaya terhadap saudara-saudaranya yang nasibnya kurang beruntung.

Sehingga untuk lebih menajamkan kegiatan ini. Masyarakat Peudaya pun mengubah nama program menjadi "Pemberian Santunan dan Biaya Pendidikan Anak Yatim Kemukiman Peudaya." Dengan nomenklatur baru tersebut diharapkan kegiatan ini menjadi lebih fokus dan terarah. 

Untuk menjalankan misi ini para tokoh masyarakat maupun tokoh pemuda Peudaya bersatu padu dan saling bekerjama dalam mensukseskan program mulia tersebut. Bahkan dukungan bukan hanya datang dari warga yang berdomisili di Peudaya namun juga dari masyarakat Peudaya di perantauan pun sangat antusias dalam menyalurkan bantuannya. 

Tahun 2018 PHBI Peudaya berhasil menyantuni sebanyak 99 orang anak yatim yang terdiri dari 44 orang yang berdomisili di Kemukiman Peudaya dan 45 orang berdomisili diluar Kemukiman Peudaya namun masih berstatus bagian dari masyarakat (keturunan) warga Peudaya. 

Penyerahan santunan dan biaya pendidikan bagi anak yatim dilakukan oleh salah seorang pengurus PBHI Bidang Kepemudaan Kemukiman Peudaya, Maulana Marwan, ST di Mesjid Jami' setempat disaksikan oleh tokoh-tokoh masyarakat dan unsur Muspika Kecamatan Padang Tiji. (Foto: Maulana Marwan, ST)
Penyerahan santunan dan biaya pendidikan bagi anak yatim dilakukan oleh salah seorang pengurus PBHI Bidang Kepemudaan Kemukiman Peudaya, Maulana Marwan, ST di Mesjid Jami' setempat disaksikan oleh tokoh-tokoh masyarakat dan unsur Muspika Kecamatan Padang Tiji. (Foto: Maulana Marwan, ST)
Acara ini sendiri dilangsungkan pada bulan ramadan 1439 H. Memang biasanya juga penyantunan anak yatim selalu dilakukan pada pertengahan bulan puasa. Dipilihnya waktu tersebut karena pihak PHBI berharap agar dana santunan dapat dimanfaatkan oleh keluarga anak yatim untuk memenuhi kebutuhan lebaran. 

Meskipun dari jumlah dana santunan yang diberikan tidak begitu besar, akan tetapi menurut pendapat sebagian besar keluarga yatim jumlah tersebut sudah sangat berarti bagi mereka untuk menutupi sebagian kebutuhan biaya pendidikan dan kebutuhan membeli pakaian baru lebaran bagi anak-anak yatim. 

Ketua Bidang Kepemudaan PHBI Kemukiman Peudaya, Maulana Marwan, ST kepada Kompasiana mengatakan sumber dana santunan dan biaya pendidikan anak yatim tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu. Panitia berhasil mengumpulkan sebanyak Rp108.000.000,- dana dari masyarakat donatur yang dengan suka rela dan ikhlas membantu meringankan sebagian beban anak-anak yatim tersebut. 

Maulana Marwan menambahkan sumbangan donatur dihimpun dengan dua cara, pertama dengan cara langsung. Dimana kepada calon donatur yang notabene juga warga Peudaya diberikan surat permohonan atau semacam proposal tentang program penyantunan anak yatim, lalu kepada mereka diberikan kesempatan untuk menyumbang seberapa kemampuan (tidak ditentukan) yang ada. 

Surat tersebut biasanya diantar secara langsung oleh petugas yang sudah ditunjuk oleh Panitia atau Pengurus PHBI kepada calon penyumbang. Setelah pemberitahuan tersebut disampaikan, oleh petugas kemudian membuat janji kapan bisa kembali untuk menjemput sumbangan tersebut. Lalu sampai pada hari yang disepakati, petugas pun mendatangi calon penyumbang (donatur). 

Dengan cara ini, Maulana Marwan melihat sangat efektif dalam memobilisasi semangat menyumbang para donatur. Ada kemudahan yang kita berikan, inilah yang disebut sebagai sinergitas. Pola kerja keummatan memang harus mengandalkan konsep tolong menolong. Begitu pandangan Ketua Bidang Kepemudaan PHBI Peudaya, Maulana Marwan, ST. 

Berdasarkan penelusuran kami, apa yang disampaikan oleh panitia PHBI Peudaya benar adanya. Bahkan daftar nama donatur yang disampaikan tersebut tercatat bertempat tinggal dipelbagai kab/kota di seluruh Aceh hingga ke luar Provinsi Aceh. Diantaranya dari Banda Aceh, Aceh Besar, Meulaboh, Kota Langsa, Kuala Simpang hingga masyarakat Peudaya yang berdomisili di Jakarta dan pulau Jawa juga ikut memberikan donasinya. 

Bagi mereka yang berada diluar daerah, dana bantuan bisa diberikan melalui rekening bank yang ditunjuk. Itulah cara kedua yang dimaksudkan oleh Maulana Marwan. Dengan fasilitas perbankan, para donatur tidak perlu repot-repot mengirimkan sedeqah atau infak mereka. 

Sebagai pengelola dana publik (masyarakat), Panitia PBHI Peudaya juga selalu menyampaikan laporan keuangan pertanggungjawaban kepada para donatur secara berkala/periodik. Biasanya laporan tersebut dapat diakses oleh siapapun yang berkepentingan atau ingin mengetahui informasi penggunaan anggaran secara lebih detil. 

Transparansi inilah yang selama ini dipegang secara konsisten oleh PHBI Peudaya, sehingga tingkat kepercayaan para donatur selalu dapat dijaga dengan baik. Tidak mungkin tanpa kepercayaan masyarakat program santunan anak yatim ini bisa berjalan sejak tahun 1978.

Lebih lanjut Maulana Marwan, ST menuturkan, strategi pembagian dana santunan dan pendidikan anak yatim ini masih mempertahankan pola yang sudah ada, pihaknya tidak mengubah format yang telah terbentuk sejak dulu dari para senior. Dimana untuk dana pendidikan dibagikan sebanyak empat kali dalam setahun sedangkan santunan lebaran diberikan pada pertengahan ramadan. 

Anak yatim Kemukiman Peudaya bersuka cita setelah menerima dana santunan hari raya yang dibagikan oleh PHBI Kemukiman Peudaya dalam rangka meningkatkan kepedulian sosial masyarakat (Foto: Maulana Marwan, ST)
Anak yatim Kemukiman Peudaya bersuka cita setelah menerima dana santunan hari raya yang dibagikan oleh PHBI Kemukiman Peudaya dalam rangka meningkatkan kepedulian sosial masyarakat (Foto: Maulana Marwan, ST)
Buka Puasa Bersama

Setelah acara penyerahan santunan berlangsung, panitia PHBI Peudaya telah merencanakan sekaligus mengundang seluruh keluarga anak yatim calon penerima santunan dan berbaur dengan masyarakat serta unsur Muspika Kecamatan Padang Tiji untuk menikmati buka puasa bersama yang digelar dihalaman Mesjid Jami' Kemukiman Peudaya. 

Turut dihadiri pula dari unsur Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kabupaten Pidie beserta tokoh-tokoh Kecamatan Padang Tiji untuk menyaksikan kegiatan penyerahan santunan dan makan bersama ini. Suasana tersebut semakin mempererat hubungan silaturrahim antar masyarakat dan pejabat daerah. 

Suasana acara buka puasa bersama yang digelar oleh Panitia PHBI Peudaya di halaman Mesjid Jami' Kemukiman Peudaya Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie, Aceh (Foto: Maulana Marwan, ST)
Suasana acara buka puasa bersama yang digelar oleh Panitia PHBI Peudaya di halaman Mesjid Jami' Kemukiman Peudaya Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie, Aceh (Foto: Maulana Marwan, ST)
Kekompakan masyarakat Kemukiman Peudaya memang patut kita berikan apresiasi serta ditiru, baik dari kalangan pemuda maupun Keuchik (Kepala Desa) dan perangkat desa (tuha peut, tuha lapan, tuha adat, imum mukim, imum meunasah, cerdik pandai, ibu-ibu PKK).

Solidaritas mereka dibuktikan dengan semangat bersama dalam penyediaan menu bagi acara buka puasa bersama. Kepala desa dengan kewenangan yang dimiliki mampu mengajak seluruh lapisan masyarakat di wilayahnya masing-masing untuk menyumbangkan nasi bungkus serta lauknya untuk disajikan bagi para undangan yang hampir 500 orang pada hari tersebut. 

Akhirnya seluruh rangkaian acara penyerahan santunan anak yatim dan buka puasa bersama bisa diselenggarakan dengan baik dan sukses oleh Panitia PHBI Kemukiman Peudaya tahun 2018. Semoga pencapaian ini tidak cepat merasa puas namun dapat lebih meningkat lagi pada tahun-tahun mendatang. 

Dengan semangat saling tolong menolong pada kebaikan, Insya Allah semua niat mulia tersebut akan mendapatkan pertolongan Allah Swt. Amin. []

Setelah usai acara penyerahan santunan, anak yatim Kemukiman Peudaya menyalami satu-persatu tokoh masyarakat setempat dan para donatur yang telah ikut menyumbang dan peduli pada program yang digagas oleh PHBI Kemukiman Peudaya. (Foto: Maulana Marwan, ST)
Setelah usai acara penyerahan santunan, anak yatim Kemukiman Peudaya menyalami satu-persatu tokoh masyarakat setempat dan para donatur yang telah ikut menyumbang dan peduli pada program yang digagas oleh PHBI Kemukiman Peudaya. (Foto: Maulana Marwan, ST)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun