Maulana Marwan menambahkan sumbangan donatur dihimpun dengan dua cara, pertama dengan cara langsung. Dimana kepada calon donatur yang notabene juga warga Peudaya diberikan surat permohonan atau semacam proposal tentang program penyantunan anak yatim, lalu kepada mereka diberikan kesempatan untuk menyumbang seberapa kemampuan (tidak ditentukan) yang ada.Â
Surat tersebut biasanya diantar secara langsung oleh petugas yang sudah ditunjuk oleh Panitia atau Pengurus PHBI kepada calon penyumbang. Setelah pemberitahuan tersebut disampaikan, oleh petugas kemudian membuat janji kapan bisa kembali untuk menjemput sumbangan tersebut. Lalu sampai pada hari yang disepakati, petugas pun mendatangi calon penyumbang (donatur).Â
Dengan cara ini, Maulana Marwan melihat sangat efektif dalam memobilisasi semangat menyumbang para donatur. Ada kemudahan yang kita berikan, inilah yang disebut sebagai sinergitas. Pola kerja keummatan memang harus mengandalkan konsep tolong menolong. Begitu pandangan Ketua Bidang Kepemudaan PHBI Peudaya, Maulana Marwan, ST.Â
Berdasarkan penelusuran kami, apa yang disampaikan oleh panitia PHBI Peudaya benar adanya. Bahkan daftar nama donatur yang disampaikan tersebut tercatat bertempat tinggal dipelbagai kab/kota di seluruh Aceh hingga ke luar Provinsi Aceh. Diantaranya dari Banda Aceh, Aceh Besar, Meulaboh, Kota Langsa, Kuala Simpang hingga masyarakat Peudaya yang berdomisili di Jakarta dan pulau Jawa juga ikut memberikan donasinya.Â
Bagi mereka yang berada diluar daerah, dana bantuan bisa diberikan melalui rekening bank yang ditunjuk. Itulah cara kedua yang dimaksudkan oleh Maulana Marwan. Dengan fasilitas perbankan, para donatur tidak perlu repot-repot mengirimkan sedeqah atau infak mereka.Â
Sebagai pengelola dana publik (masyarakat), Panitia PBHI Peudaya juga selalu menyampaikan laporan keuangan pertanggungjawaban kepada para donatur secara berkala/periodik. Biasanya laporan tersebut dapat diakses oleh siapapun yang berkepentingan atau ingin mengetahui informasi penggunaan anggaran secara lebih detil.Â
Transparansi inilah yang selama ini dipegang secara konsisten oleh PHBI Peudaya, sehingga tingkat kepercayaan para donatur selalu dapat dijaga dengan baik. Tidak mungkin tanpa kepercayaan masyarakat program santunan anak yatim ini bisa berjalan sejak tahun 1978.
Lebih lanjut Maulana Marwan, ST menuturkan, strategi pembagian dana santunan dan pendidikan anak yatim ini masih mempertahankan pola yang sudah ada, pihaknya tidak mengubah format yang telah terbentuk sejak dulu dari para senior. Dimana untuk dana pendidikan dibagikan sebanyak empat kali dalam setahun sedangkan santunan lebaran diberikan pada pertengahan ramadan.Â
Setelah acara penyerahan santunan berlangsung, panitia PHBI Peudaya telah merencanakan sekaligus mengundang seluruh keluarga anak yatim calon penerima santunan dan berbaur dengan masyarakat serta unsur Muspika Kecamatan Padang Tiji untuk menikmati buka puasa bersama yang digelar dihalaman Mesjid Jami' Kemukiman Peudaya.Â
Turut dihadiri pula dari unsur Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kabupaten Pidie beserta tokoh-tokoh Kecamatan Padang Tiji untuk menyaksikan kegiatan penyerahan santunan dan makan bersama ini. Suasana tersebut semakin mempererat hubungan silaturrahim antar masyarakat dan pejabat daerah.Â