Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ziarah Kubur sebagai Agenda Penting Kegiatan Lebaran

17 Juni 2018   10:15 Diperbarui: 18 Juni 2018   09:51 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun jika seorang laki-laki lebih mendahulukan istrinya ketimbang ibu kandungnya maka hal ini bisa menjadi penyebab tidak diterima amalan puasa yang dilakukan selama bulan ramadan. Oleh karena itu seorang suami harus memahami dan menjelaskan dengan baik kepada isterinya mengapa posisi ibu sangat penting bagi seorang laki-laki. 

Ada yang mengatakan istri bagi seorang suami merupakan perempuan kedua dalam hidupnya sedang perempuan pertama adalah ibu-ibu mereka, jangan sebaliknya karena terlalu mencintai istrinya, seorang suami lupa terhadap ibu kandungnya sendiri. Jika itu terjadi, maka dosa besarlah yang ia terima.

Mungkin kalau kedua orang tua masih hidup tentu lebih mudah untuk memelihara dan merawat mereka sebagai bentuk berbakti kepadanya. Namun bagaimana jika mereka sudah meninggal? Apakah hubungan antara anak dan orang tua terputus? 

Nah inilah yang dilakukan oleh sebagian besar ummat islam selama lebaran Idul Fitri. Berziarah ke kubur orang tuanya merupakan salah satu bentuk berbakti kepada mereka bagi orang tua yang sudah meninggal dunia. 

Biasanya waktu berziarah dilakukan menjelang hari raya, bisa sehari sebelum lebaran atau setelah shalat id usai dilakukan. Kedua waktu tersebut tidak menjadi masalah. Yang terpenting adalah memperhatikan tata cara yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah Saw. 

Beberapa hal yang dilakukan oleh masyarakat muslim terutama di Aceh ketika berziarah ke kubur adalah membaca Al-Quran, berdoa dan tabur bunga. Mengenang jasa orang tua sambil mendoakan mereka adalah cara yang paling baik dilakukan saat menziarahi kubur. 

Di Aceh pada umumnya warga berziarah pada saat hari raya atau setelah shalat id dilakukan, lalu beramai-ramai mendatangi kuburan orang tua atau leluhur sambil membawa air yang sudah dicampuri bunga dan wewangian untuk cuci muka dan menyirami kuburan. 

Ada pula yang membaca Al-Quran terutama surat yasin dan disertai dengan tahlil, tahmid dan doa memohon ampunan terhadap arwah almarhum orang tua mereka. 

Begitulah cara kita berbakti kepada kedua orang tua jika mereka sudah meninggal dunia. Dan hal itu tidak ada halangan untuk dilakukan. Sekiranya pun tidak sempat berziarah ke kubur karena berbagai alasan, kita tentu masih bisa memanjatkan doa setiap selesai melakukan shalat lima waktu setiap harinya. 

Dengan demikian hubungan seorang anak dengan orang tuanya tidak akan terputus sampai kapanpun walau sampai dunia berakhir. Sehingga kewajiban berbakti kepada mereka tidak ada batasnya. 

Wasalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun