Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Mikro Pilihan

Menjelang Lebaran, e-commerce Mulai Dipadati Pengunjung

23 Mei 2018   16:35 Diperbarui: 24 Mei 2018   08:47 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisnis ritel berbasis aplikasi atau sering dikenal masyarakat e-commerce sejak sepekan ini mulai diserbu konsumen untuk membeli barang-barang kebutuhan lebaran yang diperkirakan jatuh pada tgl 15-16 Juni 2018 mendatang.

Meningkatnya minat belanja masyarakat untuk persiapan lebaran memang trennya selalu menunjukkan kenaikan dari tahun-tahun sebelumnya. 

Gejala tersebut mulai terlihat sejak awal memasuki bulan ramadan. Faktor ini didorong oleh tradisi atau budaya masyarakat Indonesia dalam menyambut hari raya. Bahkan ramadan belum selesai namun masyarakat sudah berpikir lebaran. 

Kesibukan pebisnis e-commerce selama bulan ramadan tahun ini dilaporkan mengalami kenaikan pada intensitas kunjungan mencapai 10-20 persen.

Toko online seperti Lazada, Tokopedia, Shopee, BukaLapak dan Blibi kebanjiran kunjungan calon pembeli. 

Berdasarkan data yang dirilis marketeers.com yang bersumber dari SimilarWeb, traffic atau lalu lintas pengunjung kelima e-commerce besar tersebut menunjukkan peningkatan sampai 10 persen. Padahal lebaran masih 20 hari lagi. 

Bahkan industri jasa pengiriman barang atau kurir sudah membaca dan memprediksikan jumlah pembeli melalui e-commerce bakal meningkat dua kali lipat dari hari-hari biasa sebelum ramadan.

Sehingga penyedia layanan logistik mulai mengantisipasi lonjakan pengiriman sebagai dampak peningkatan transaksi penjualan online yang cukup tajam selama bulan ramadan. 

Salah satu perusahaan jasa pengiriman di Indonesia misalnya J&T Express mereka mulai menambah kapasitas SDM nya hingga 35% dan menambah armada operasional agar proses bisnis berjalan dengan lancar dan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan. 

Biasanya mereka memproses hampir 100.000 paket setiap hari yang dikirim ke berbagai daerah di Indonesia namun selama bulan ramadan paket yang diproses meningkat tajam hingga 500.000 paket per hari. 

Melihat fenomena ini memang kita tidak terlalu terkejut mengingat jumlah pengguna internet di Indonesia tergolong tinggi. Apalagi masyarakat Indonesia senang membeli atau berbelanja. 

Bahkan menurut data Accenture, sebagaimana disampaikan oleh Indra Yonathan, hampir 50 persen dari masyarakat Indonesia yang terkoneksi internet, merupakan pembeli online.

Ditambah lagi dengan terjadinya perubahan perilaku pembelian dan perubahan gaya hidup konsumen, maka belanja secara online semakin diminati dan menjadi tren baru generasi pasar zaman now. 

Dari hasil survey yang kami lakukan terhadap remaja dan kawula muda di kampus, dan mereka menjawab pertanyaan yang kita ajukan. Kami dapati bahwa 58 persen mereka mengatakan lebih tertarik belanja secara online daripada offline. 

Adapun jenis produk atau barang yang mereka cari di pasar digital tersebut, produk kosmetik menduduki urutan pertama dalam pilihan mereka. Sedangkan fesyen menduduki ranking kedua. 

Kalau kita lihat data Shopback Indonesia peningkatan visitors traffic ke websitenya hingga 102 persen dan barang yang dibeli lebih banyak adalah produk fesyen. Rata-rata setiap costumer membelanjakan uangnya hampir Rp7.000.000,-

Berbelanja secara daring memang memiliki pengalaman tersendiri bagi masyarakat Indonesia, bukan hanya karena ini merupakan gaya hidup baru generasi millennials namun berbelanja secara online juga terdapat beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan belanja seperti pada toko offline. 

Dalam survey kami, sebagian besar responden menjawab bahwa belanja di e-commerce bisa memilih beragam produk secara bebas dan leluasa (yang penting ada paket kuota) tanpa merasa ada tekanan dari para pelayan toko seperti pada toko offline. 

Alasan lainnya adalah soal harga yang sedikit lebih murah dari toko biasa. Memang pembeli harus mengeluarkan biaya tambahan untuk pengiriman barang. Namun jika hal itu memuaskan tentu tidak masalah. 

Meskipun begitu, tidak sedikit juga masyarakat yang kecewa dalam melakukan transaksi belanja secara online. Misalnya barang salah dikirim, terlambat diterima hingga retur pembelian yang tidak ada penyelesaiannya.

Namun semuanya kini kembali lagi ke Anda, mau belanja secara online atau offline adalah pilihan yang mungkin Anda pilih. Selamat berbelanja semoga memuaskan.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Mikro Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun