Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

... Perubahan Kecil Tim-Tim NBA (Edisi Bontot)

23 November 2022   23:12 Diperbarui: 24 November 2022   07:32 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beverley-Kawhi (Sport-Ilustrated)


Los Angeles Clippers

Komposisi pemain Clippers dalam beberapa musim terakhir diperkuat nama-nama menarik yang praktis bisa bermain sebagai playmaker jangkung dan penembak jitu sama baiknya, sebut saja Paul George, Kawhi Leonard, Nic Batum, bahkan Terrance Mann. Keempat nama barusan bisa bermain dengan point/ shooting guard yang lebih mungil seperti Reggie Jackson, Norman Powell, penembak jitu Norman Powell atau playmaker mungil terbaru mereka John Wall, yang  nyaris tidak jago tembak.

Jika masih kurang, mereka juga masih punya defender jangkung yang jago tembak, Marcus Morris dan Robert Covington yang bisa dimainkan di posisi power forward karena tidak terlalu banyak butuh mendribel bola.

Terakhir, jika masih kurang, mereka masih punya center Ivica Zubac (yang musim ini terlihat makin bertenaga) dan alumni Mavericks Moses Brown.

Dengan postur yang jangkung dan akurasi tembakan yang bagus, George tidak harus berpenetrasi terlalu dalam untuk memancing dua orang mendekat menutup ruang George, yang artinya membuka ruang Morris atau Jackson untuk menembak.


ZH Highlight

Menarik, jika aliran bola dipegang John Wall, guard cepat yang akurasi tembakan tiga angkanya sepertinya makin membaik). Alih-alih tidak efektif, dengan banyaknya pemain jangkung yang mesti dijaga, penetrasi Wall justru membuka ruang bagi Zubac yang kadang cukup berdiri di sebelah jaring, siap menerima umpan pendek.

Saking banyaknya pemain bertipe serupa di tim ini, cedera Kawhi tidak terlalu terasa. Kini Kawhi sudah kembali (setelah absen beberapa game). Dengan kebugaran yang belum sepenuhnya pulih setelah musim lalu absen panjang karena cedera, Kawhi masih lebih pasif atau banyak pengumpan bola tiap kali mendapat operan. Meski begitu, ruang pertahanan tetap terbuka lantaran defender tim lawan, mengawasi pergerakannya, bahkan saat Paul George harus absen.

Lantaran pemain lawan fokus pada Kawhi dan/atau George, beberapa pemain sedikit lebih bebas. Meski space yang tercipta tidak terlalu lebar, tidak sulit bagi Morris (Mock) atau Batum untuk menciptakan angka, andai mendapatkan operan, lantaran keduanya punya jump shot yang lumayan bagus, meski tidak selalu dari area tiga angka.

Meski terlihat sempurna di atas kertas, pemainan Clippers kadang terlalu bergantung pada defense dan akurasi tembakan George saat berhadapan satu lawan satu, yang justru menjadi berkah bagi Zubac lantaran posisinya di bawah jaring lebih sering terbuka. Terlebih, sumber pencetak angka lain, sahabat kental George, Reggie Jackson, belum sekonsisten musim lalu.   

 

 Los Angeles Lakers

Sebagai fans Lakers garis lunak, saya rada jarang bikin coretan tentang Lakers musim belakangan karena lebih sering emosi jiwa.

Komposisi Lakers musim lalu, sebenarnya dimaksudkan untuk meniru sistem yang dipakai saat Lakers menjadi juara tahun 2020, minimal dari gaya bermain komposisi pemain yang dipilih yaitu Lebron James (PG), Avery Bradley (SG, lagi), Trevor Ariza yang sejatinya didatangkan untuk mengisi peran Danny Green (SF), Anthony Davis (PF), dan DeAndre Jordan (C) yang di atas kertas gaya bermainnya mirip Javale McGee.

Untuk menambah seram komposisi pemain Lakers, mereka mendatangkan playmaker berkaliber all star Russell Westbrook dan Rajon Rondo (lagi), scorer paten Carmelo Anthony, serta center Dwight Howard, mendampingi dua guard produktif Malik Monk dan Kendrick Nunn (yang sayang langsung cedera).

Kedatangan dua playmaker angka dan dua pencetak angka yang jempolan ini memang bertujuan untuk mengurangi beban Lebron sebagai playmaker.

Meski terlihat meyakinkan di atas kertas, di atas lapangan tidak demikian (sebenarnya di atas kertas udah kliatan buat fans garis keras Lakers, #bukan saya, lantaran saya fans garis lunak).

Dengan cederanya Ariza dan Nunn di awal musim, skema idaman jadi berubah total. Alih-alih memainkan Lebron sebagai playmaker, aliran bola justru lebih sering dipercayakan pada Westbrook (yang akurasi tembakan tiga angkanya baru membaik musim ini). Posisi Ariza sendiri diisi guard produktif Malink Monk.

Patut diketahui, potensi Westbrook sebagai playmaker bertenaga baru akan maksimal jika ia dikelelingi banyak guard bertempo cepat yang jago defense. Meski lebron, merupakan defender paten yang punya tembakan jarak (sangat) jauh akurat, Lebron bukan shooter yang konsisten. Belum lagi sebagai scorer, pertahanan Monk dan Anthony mudah ditembus. Pertahanan Lakers makin rapuh lantaran Jordan tidak lagi setangkas dulu, meski kemampuan rebound dan slam dunk-nya masih terlihat.

Permainan Lakers makin tidak terarah dengan cederanya Lebron dan Anthony Davis. Untuk menambal kelemahan di sana-sini, Lakers coba mendatangan forward petarung Wenyen Gabriel dan defender Stanley Johnson yang akurasi tembakan makin membaik.

Kehadiran keduanya lumayan membuat permainan Lakers sedikit lebih menghibur, terutama lewat atraksi defense Johnson (padahal ya gitu deh).

Musim ini Lakers mengevaluasi kekurangan musim lalu dengan banyak mendatangkan pemain cepat yang jago menyelinap di antara pertahanan pemain lawan, sebut saja Juan Toscano Anderson dan Troy Brown.

Sebagai sumber pencetak angka, Lakers mendatangkan Lonnie Walker, yang seperti alumni San Antonio Spurs lainnya, Walker punya defense dan jump shot lumayan, meski tembakan tiga angkanya tidak akurat-akurat amat.

Untuk memastikan raihan angka tetap terjaga, Lakers membawa mudik Dennis Schroder untuk bahu membahu bersama Nunn yang sudah pulih dari cedera meski jump shotnya belum seberbahaya sewaktu bermain untuk Heat.

Untuk memastikan pertahanan tetap solid, Lakers mendatangkan Patrick Beverley, yang selalu tampil bagus di atas lapangan (wlopun sering diprotes netizen budiman karena permainannya nggak kliatan), meski dari segi statistik tidak terlihat (begitu juga saat menjaga Paul George #eh).

Oh iya, hampir lupa, untuk menjaga bawah jaring Lakers mempercayakan dua alumni mereka Damian Jones (yang gaya bermainnya saya suka) serta Thomas Bryant (yang baru pulih belakangan ini)

Berbekal komposisi 4 out 1 in yang diusung pelatih baru Darvin Ham, sejatinya Lakers menjadikan Anthony Davis sebagai pusat serangan. Maksudnya begitu Westbrook atau Lebron mengoper bola pada Davis, Davis akan menjadi pemain yang siap mengoperkan bola pada pemain yang bergerak bebas tak terkawal seperti Brown dan Walker atau Beverley. Meski di atas kertas, komposisi tersebut terkesan menjanjikan, di atas lapangan pola tersebut macet lantaran jump shot Lebron dan Westbrook jarang menghasilkan angka. Tembakan sophormore (rookie yang mulai bermain di tahun keduanya) dari area tiga angka Austin Reeves juga masih  belum konsisten meski kerap berdiri bebas. 

Meski defense para pelari Lakers terlihat menggigit, percuma juga jika serangan balik mereka mudah diredam balik, atau malah luput sendiri. Praktis, tanpa offense memadai (lantaran Schroder yang jump shotnya lumayan juga belum pulih waktu itu), Lakers mengalami lima kekalahan (termasuk keteteran ketika bertemu Clippers).


Channel  All Ball

Penampilan mereka mulai membaik justru ketika Lebron cedera lantaran aliran bola lebih langsung mengarah ke Davis dan lawan yang dihadapi juga ya begitulah (gimana mau ga menang, orang San Antonio Spurs kayak ga niat nembak #eh). Terlebih rookie mereka tahun lalu, Austin Reeves tampil bagus dengan defense dan dribelnya, meski kalau disuruh jadi  playmaker, lebih sering dikasih ke pemain yang lebih senior.

Memphis Grizzlies

Ketika fit, Jaren Jackson Jr, (PF/C) merupakan salah satu penembak jitu yang bisa dimainkan sebagai center apabila center utama Steven Adams (C) rehat sejenak atau sengaja diistirahatkan untuk menaikkan tempo permainan.

Steven Adams, memang merupakan center yang menarik. Dengan badahnya yang besar dan kokoh, ia bukan hanya piawai memetik rebound, tetapi menjadi screener yang membantu point guard utama Grizzlies melaju ke bawah jaring tanpa halangan berarti. Bahkan sejak bermain untuk Grizzlies, Adams bisa menjadi playmaker bagi para shooter gempal lincah bertenaga macam Desmond Bane (SG) atau pemain favorit saya Dilon Brooks (PG/SG/SF/PF), atau bahkan playmaker utama mereka Ja Morant (PG).

Brooks memang pemain yang unik, meski lumayan gempal, visi dan pergerakannya sukar ditebak, dan punya tembakan tiga angka yang cukup konsisten.

Tidak heran dengan gaya bermainnya yang serba bisa Brooks sejatinya bisa dimainkan di empat posisi sekaligus dari point guard hingga power forward.


Channel: Cookies and Kareem

Dengan banyaknya posisi yang bisa ditempati Brooks, komposisi pemain Grizzlies bisa amat cair, terlebih Grizzlies punya banyak pemain dengan berbagai tipe di bangku cadangan yang bisa dibilang bisa menjadi tim tersendiri.

Dimulai dengan Brandon Clarke, center yang seolah tidak bisa diam. Boleh dibilang, meski bermain di bangku cadangan, Clarke punya menit bermain yang lebih banyak (dari Adams) lantaran bisa menjaga guard tim lawan yang memulai serangan.

Di posisi power forward, ketika sedang tidak fit-pun, posisi Jackson Jr. bisa diisi Santi Aldama yang terkesan lesu darah, tapi memiliki pergerakan yang luwes, dan pandai membaca pergerakan pemain lawan.

Saking banyaknya pemain bagus di Grizzlies, pelatih Taylor Jenkins bahkan seolah tidak merindukan defender merangkap playmaker jangkung Kyle Anderson yang hijrah ke Minnesota Timberwolves atau pun penggantinya, pemain senior Danny Green.

Rookie Jake LaRavia (SF/PF) yang juga terkesan kurang bertenaga, selain punya akurasi tembakan tiga angka yang lumayan (meski kadang luput saat tak terkawal), juga mampu menutup pergerakan pemain lawan.

Mereka juga masih punya rookie David Rody (PG/PF) yang dribel dan ketangkasannya mendekati para starter, meski akurasi tembakan tiga angkanya tidak terlalu bagus.

Dengan tambahan Rody di bangku cadangan, Grizzlies tidak kekurangan guard  bagus, termasuk John Konchar, yang meski penampilannya tidak selalu kelihatan di lapangan, penempatan posisi dan akurasinya tembakannya dari pojokan selalu prima (pemain mana pun biasanya juga gitu klo fokus pemain bertahan lawan ada pada pemain setangkas Brooks atau Ja Morant).


Channel: The Asylum

Terlebih, mereka juga masih punya guard Tyus Jones (PG/SG), yang jarang melepaskan umpan sembrono saat bermain dari bangku cadangan.

Dengan ketenangan dan defense yang bagus, meski mungil, Jones bukan hanya bisa mengisi peran Morant, tetapi juga bermain bersama Morant yang sama-sama mungil (dan dianggap terlalu ofensif, meski saat bertahan penempatan posisi dan kemampuan membaca gerak pemain lawan Morant tidak bisa dibilang buruk).

Menariknya, meski diperkuat komposisi yang relatif sama dengan musim lalu, penampilan Grizzlies tidak semeyakinkan musim sebelumnya. Bisa jadi lantaran para pemain dari bangku cadangan Grizzlies tidak setangkas para starternya (yang kadang dimanfaatkan forward lawan dengan dipaksa berduel di bawah jaring), atau sebab lain. Yang jelas, tim lawan sudah mulai memahami kelemahan Grizzlies terutama playmaker all star mereka Ja Morant.

Meski seolah memiliki energi yang tak ada habisnya, termasuk saat melakukan slam dunk, akurasi tembakan tiga angka Morant tidak terlalu bagus, Dengan memberi sedikit ruang pada pada Morant, Morant biasanya akan terpancing untuk menembak atau dipaksa berpenetrasi ke bawah jaring di bawah penjagaan lebih dari satu pemain.

Coretan ini dibuat untuk melengkapi missing link profil tiap tim NBA (terutama dari segi komposisi pemain dan skema umun tiap tim NBA yang pernah dibahas. Meski jauh dari sempurna (karena skema yang dimainkan tiap tim lebih tergantung skema permainan di lapangan, terutama menghadapi defense tim lawan yang tidak selalu sama di tiap kesempatan, setidaknya, dengan memahami ciri khas tiap tim, kita bisa memahami skema yang mungkin bisa diterapkan tim yang dimaksud). Silakan jika ada yang ingin memberi masukan, koreksi, kritik maupun sarapan #eh


 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun