Keduanya punya akurasi tembakan bagus, umpan akurat, serta kecepatan khas defender bagus. Walaupun sempat diprokyesikan masuk draft empat sampai lima besar, gaya bermain Avdija yang terburu-buru dan jarang memainkan kombinasi satu dua (pick and role) khas NBA membuatnya draft-nya melorot ke posisi sembilan. Belum lagi Avdija bermain di kompetisi Israel, yang meskipun bagus, masih sedikit di bawah kompetisi di spanyol.
Berkebalikan dengan Avdija, permainan keponakan saya Leandro Bolmaro lebih asik dilihat. Defense bagus, pick and roll luwes, umpan prima. Bisa dibilang Bolmaro Doncic pisan.Â
Sayang akurasi dan rataan jumlah tembakan per pertandingan Bolmaro masih dipertanyakan. Terlebih Bolmaro lebih sering bermain sebagai pemain cadangan ketika bermain untuk tim Basket Barcelona.
Itulah kenapa, dari komentar penonton NBA di youtube saya belajar bahwa, kalau ingin melihat bagus tidaknya seorang pemain NBA jangan lihat video aksinya saja tapi lihatnya video yang juga membahas kelemahan seorang pemain.Â
Lewat pembahasan itu, kita bisa melihat pada saat seperti apa umpan pemain tidak akurat, pada saat seperti apa tembakannya tidak masuk dan sebagainya. Bisa dibilang, meski punya ceiling yang tinggi, floor pemain-pemain favorit saya tersebut masih diragukan.
Josh Green (draft intellect)
Menariknya meski draft urutan atas dinilai meragukan, draft menengah ke bawah dinilai amat menjanjikan, karena di situ banyak two way players berkumpul. Josh Green (urutan 18/Dallas Mavericks), Tyler Bey (36/Philadelphia 76ers), dan Desmond Bane (30/ Memphis Grizzlies) dianggap sebagai two-way players yang langsung bisa berkontribusi di tim baru mengingat mereka rata-rata sudah bermain lebih dari dua musim di NBA.
Karena dinilai sudah lebih matang, pemain seperti mereka dianggap punya floor yang tinggi namun ceiling yang rendah. Bagi sebagian tim terutama tim yang mengincar jatah playoff, pemain seperti mereka bertiga lebih dibutuhkan.
Tidak heran, Toronto Raptors yang nyaris masuk final wilayah timur musim lalu lebih memilih Malachi Flynn, yang meski mungil juga jago bertahan seperti layaknya bintang masa depan mereka Fred Vanvleet.